welcome

Hai hai hai ...
Blog ini adalah blog yang berisi hal-hal seputar pendidikan, kebahasaan, kesusastraan, percintaan dan umum...

Selamat datang di blog saya ...
Selamat membaca tulisan-tulisan saya ...
Semoga menggugah selera ...
Selera Anda adalah inspirasi saya ...


Oh ya jangan lupa silahkan kunjungi pula akun saya yang lain :
*Twitter https://twitter.com/misy_2014
*Email http://profile.yahoo.com/AKCYPOGQN3Q6NZG52KVHGINC6E/
*Linked in : https://id.linkedin.com/pub/anita-misriyah-missy/a4/9b5/31a
*Ask.fm http://ask.fm/mis_missy
*Skype : anita.misriyah1
*Instagram : anita_misriyah & mici_shoppy
*Line : Missy
*WA : 085 740 276 227


Thank you all ... ^,^

Senin, 31 Oktober 2011

MENULIS SECARA ILMIAH POPULER

·  MENULIS SECARA ILMIAH POPULER
Pada dasarnya, ada beberapa jenis model penulisan artikel. Model-model tersebut bisa dikelompokkan kepada tingkat kerumitannya. Model yang paling mudah ialah model penulisan populer. Tulisan populer biasanya tulisan ringan yang tidak "njelimet" dan bersifat hiburan. Termasuklah di dalamnya gosip. Selain itu, bahasa yang digunakan juga cenderung bebas (perhatikan, misalnya, bahasa yang digunakan di majalah GetFresh!). Model yang paling sulit ialah penulisan ilmiah. Model ini mensyaratkan objektivitas dan kedalaman pembahasan, dukungan informasi yang relevan, dan biasa diharapkan menjelaskan "mengapa" atau "bagaimana" suatu perkara itu terjadi, tanpa pandang bulu dan eksak (Soeseno 1982: 2). Dari aspek bahasa, tentu saja tulisan ilmiah mensyaratkan bahasa yang baku.
Meski demikian, ada satu model penulisan yang berada di tengah-tengahnya. Model tersebut dikenal dengan penulisan ilmiah populer dan merupakan perpaduan penulisan populer dan ilmiah. Istilah ini mengacu pada tulisan yang bersifat ilmiah, namun disajikan dengan cara penuturan yang mudah dimengerti (Soeseno 1982: 1; Eneste 2005: 171). Model inilah yang digunakan dalam publikasi Yayasan Lembaga SABDA pada umumnya.
Banyak orang yang bertanya: Bagaimana sih cara menulis artikel ilmiah populer?
Apa kiat untuk menembus media massa? Pertanyaan semacam ini sering diajukan oleh
seseorang yang berminat untuk memulai menulis di media massa. Tidak hanya seorang
mahasiswa bahkan profesor atau dosen senior pun tidak jarang mengalami artikel yang
dikirimnya ke media massa ditolak. Yang pertama karena analisisnya terlalu "dangkal",
sementara untuk kasus kedua disebabkan karena bahasanya terlalu "ilmiah" sehingga
sulit dipahami oleh masyarakat yang awam akan bidang tulisan tersebut.
Makalah singkat ini diharapkan dapat  menjadi "tuntunan" bagi Anda yang
berminat untuk memulai beramal ilmiah lewat tulisan ilmiah populer. Tentu saja
tuntunan ini tidak akan efektif tanpa disertai upaya yang keras untuk belajar dan
memulainya sejak kini. Kiat hangat-hangat  tahi ayam nampaknya tidak laku untuk
"ketrampilan" ini. Saya tidak berpretensi mengatakan saya sudah "jagoan" menulis,
karena saya pun sampai detik ini masih belajar. Kendati demikian, barangkali
pengalaman saya ada manfaatnya. Konon kata orang, "Pengalaman adalah guru yang
paling baik, namun uang sekolahnya mahal". Ibaratnya, saya tidak pernah belajar teknik
berenang, namun telah mencoba agar tidak tenggelam.
Bagi seorang pemula, memulai untuk menulis merupakan hal yang sulit. Namun,
kalau menulis surat kepada pacar kok bisa lancar bahkan sampai berlembar-lembar?
Kegiatan menulis ibarat menciptakan suatu kebiasaan baru. Bagi Anda yang tidak biasa
merokok, apabila Anda tiap hari menghisap satu batang rokok, dapat dipastikan dalam
tempo satu bulan Anda sudah menjadi perokok. Demikian juga menulis. Witing bisa
jalaran saka kulina. Artinya Anda akan bisa menulis apabila Anda sudah membiasakan
diri (atau "memaksakan" diri untuk pemula) untuk menulis.
Tentu saja untuk menjadi seorang penulis yang baik dibutuhkan pemahaman
akan teknik menulis. Seorang Maradona pun, belajar bagaimana teknik menendang dan
mengolah bola yang efektif.
   Menulis artikel ilmiah populer agak berbeda dengan menulis berita atau cerpen.
Kalau Arswendo Atmowiloto mengatakan, "Mengarang (baca: cerpen atau karya fiksi)
itu mudah". Saya lebih cenderung mengatakan, "Menulis (baca: artikel ilmiah populer)
itu gampang-gampang sulit". Ini menuntut tidak hanya pemahaman akan masalah atau
topik yang dibahas, namun juga cara pengungkapannya melalui bahasa ilmiah yang pas
dengan selera pop. "Ia" akan menjadi  gampang kalau kita sudah terbiasa
melakukannya tetapi akan menjadi sulit bagi yang tidak tahu kiat dan teknik menulis
artikel ilmiah populer.
 Pertanyaannya kini: bagaimana kiat dan tahapan menulis artikel ilmiah populer?
Yang pertama adalah memilih topik yang mau kita tulis. Binatang yang namanya
"topik" itu bisa kita cari di mana-mana. Bisa dari membaca surat kabar, membaca buku, Diklat Jurnalistik Mahasiswa


2
ngobrol dengan teman di warteg, diskusi dalam forum resmi, seminar, atau mengamati
keadaan suatu masyarakat.
 Nah, kalau Anda sudah menangkap binatang yang namanya "topik" itu, mulailah
menuangkannya dalam  tulisan. Untuk pemula biasanya diperlukan menulis outline atau
GBHN (Garis-garis Besar Haluan Nulis) mengenai apa yang mau kita tulis. Ini
menyangkut: pendahuluan, uraian masalah, analisis masalah, solusi atau alternatif
pemecahan masalah. GBHN akan sangat membantu agar tulisan kita sistematis.
Sistematika akan memudahkan pembaca untuk memahami ide-ide yang kita tulis. Bagi
penulis, sistematika juga akan memperlancar aliran ide yang hendak ditulisnya. 
Menyusun pendahuluan dalam artikel  ilmiah populer dapat menggunakan
beberapa teknik. Yang pertama, bisa berupa kejadian atau isyu paling aktual saat ini.
Atau bisa juga berupa pernyataan seorang pejabat/tokoh Anu yang barangkali menarik
untuk dikaji lebih dalam esensi dan implikasinya. Yang penting di sini, pendahuluan
harus mampu menarik minat pembaca untuk membaca lebih lanjut.
Setelah pendahuluan, Anda dapat langsung menukik pada inti masalah sekaligus
analisis masalahnya. Penganalisaan masalah terserah penulis: apakah hanya bersifat
informatif ataukah menyajikan suatu alternatif pikiran, ataukah solusi, atukah hanya
menggugah aspek kepedulian pembaca? Tentu pada tahap ini pemahaman mengenai
berbagai aspek dari masalah yang ditulis menjadi syarat mutlak. Untuk itu peranan data,
teori, fakta, atau bahkan intuisi sangat dibutuhkan.
Tahap terakhir adalah editing. Tidak jarang tulisan yang menarik dan bagus dari
sisi ilmiah tidak dapat dimuat oleh  Redaksi. Ini pada gilirannya menghendaki
penggunaan bahasa ilmiah yang populer. Artinya secara ilmiah dapat
dipertanggungjawabkan, sekaligus enak dibaca dan perlu. Karena itu pengeditan sangat
membantu. Pengeditan akan semakin menyempurnakan bahasa yang kita gunakan.
Anda bisa minta bantuan kepada rekan atau dosen Anda yang telah biasa menulis di
media massa untuk tahap pengeditan ini. Atau kalau artikel tersebut ditujukan untuk
konsumsi surat kabar, Anda bisa meminta adik Anda yang masih SMA untuk
membacanya. Yang terakhir ini barangkali lucu bin aneh. Namun, percayalah,
konsumen utama surat kabar adalah masyarakat awam yang rata-rata pendidikannya
SMA.
Yang layak dicatat pada tahap editing adalah jumlah halaman dari artikel yang
Anda tulis. Untuk konsumsi surat kabar, maksimum halaman berkisar antara 7-10
halaman, dengan asumsi diketik 2 spasi. Untuk konsumsi majalah atau jurnal, lebih
longgar, bisa antara 15-40 halaman. Oleh karena itu, menulis di surat kabar diperlukan
bahasa yang singkat, padat dan berisi. Kajiannya jangan terlalu ilmiah, namun jangan
terlalu dangkal. Dengan bahasa Minggu Pagi: pokoknya enteng tetapi berisi. Bila Anda
menulis untuk majalah atau jurnal ilmiah, analisis Anda dimungkinkan untuk lebih
rigorous, lebih teknis, lebih banyak data dan teori. Di sini Anda dapat lebih berkreasi
dan lebih dalam dalam menganalisis suatu masalah.
Tahap terakhir adalah mengirimkannya ke media massa. Dalam surat pengantar
kepada Redaksi, Anda dapat melampirkan riwayat hidup singkat maupun status Anda
saat ini. Pengalaman menunjukkan, Redaksi amat menghargai apabila kita sudah
mempunyai pengalaman menulis atau pernah terlibat dalam dunia pers. Pengalaman
menulis di pers kampus seperti majalah Ekonomika, Keadilan, Equlibrium, Balairung
dapat dijadikan referensi. Apalagi kalau Anda pernah menjadi sebagai staf redaksi atau
bahkan pemimpin redaksi suatu media.

Aspek Bahasa
         Fonologi ialah bidang yang mengkaji bunyi bahasa – fonem, ejaan
         Morfologi ialah bidang yang mengkaji cara-cara pembinaan perkataan – morfem bebas seperti rumah adalah terkecil atau morfem terikat seperti berumah
         Sintaksis ialah bidang yang mengkaji binaan ayat – susunan kata, frasa dan klausa untuk dijadikan ayat

         Semantik ialah bidang yang mengkaji makna – makna sebenar
         Pragmatik ialah komponen dalam semantik yang mengkaji makna secara lebih luas

         Sosiolinguistik ialah disiplin ilmu yang mengkaji bahasa sebagai yang digunakan dalam masyarakat
         Psikolinguistik ialah disiplin ilmu yang mengkaji aspek-aspek yang berkaitan dengan bahasa, tingkah laku bahasa dan akal budi manusia  


Pengertian Tulisan Ilmiah
Tulisan ilmiah dapat didefinisikan sebagai suatu karya tulis hasil kegiatan ilmiah yang berupa artikel/hasil penelitian atau berupa makalah yang disajikan pada forum pertemuan ilmiah. Tulisan ilmiah yang tersaji dengan bahasa dan format yang lebih populer disebut sebagai tulisan ilmiah populer.
Tulisan ilmiah memiliki beberapa ciri khusus, yaitu:
a. Isi sajiannya berada pada kawasan ilmu
b. Penulisannya cermat, tepat, dan benar
c. Sistematika jelas, dan
d. Bersifat objektif (dengan fakta dan rasional)
Setiap tulisan ilmiah hanya menyajikan ringkasan atau hal-hal yang menarik dari suatu kegiatan ilmiah (penelitian, pengembangan, dan evaluasi). Tulisan ilmiah sering juga disebut makalah. Makalah dapat menjadi artikel bila termuat di majalah ilmiah, atau bahan tulisan bagi siaran radio/TV, atau bahan tertulis dalam pertemuan ilmiah.
Penelitian merupakan suatu kegiatan pengkajian terhadap suatu permasalahan dengan menggunakan metode ilmiah. Hasilnya berupa pengetahuan ilmiah dari hal yang dipermasalahkan. Pengembangan merupakan kegiatan yang dapat berupa perancangan, perencanaan atau rekayasa yang dilakukan dengan berdasar metode berpikir ilmiah. Hasilnya berupa pengetahuan ilmiah atau teknologi yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Sedangkan evaluasi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang diperoleh melalui tata cara tertentu berdasar pada metode berpikir ilmiah. Hasilnya adalah pengetahuan ilmiah yang digunakan untuk pengambilan kebijakan terhadap hal yang dipermasalahkan. Dengan demikian, kegiatan penelitian, pengembangan, dan evaluasi merupakan kegiatan ilmiah yang akan ditulis dalam bentuk dan format penulisan ilmiah mulai dari buku, artikel, dan gagasan yang ditulis melalui media massa.
Kriteria kebenaran ilmu ada tiga, yaitu:
a. Koherensi
Suatu pernyataan dianggap benar, bila pernyataan itu bersifat koherensi dan konsisten dengan pernyataan sebelumnya. Dan dianggap benar menurut logika deduktif dengan menggunakan sarana matematika sebagai alat pembuktiannya.
b. Korespondensi
Suatu pernyataan dianggap benar, jika pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan ) dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut menurut logika induktif dan menggunakan statistik sebagai sasarannya.
c. Pragmatis
Pernyataan dianggap benar, bila diukur dengan kriteria apakah pernyataan itu bersifat fungsional (berguna/efektif) bagi kehidupan praktis. Atau suatu pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.
Dalam cara berpikir/menalar untuk memecahkan suatu permasalahan, terdapat dua cara yaitu:
a. Berpikir deduktif (dari fakta umum ke khusus)
b. Berpikir induktif (dari fakta yang khusus kemudian diteliti dan akhirnya ditemui pemecahan persoalan yang bersifat umum). Ruang lingkup awalnya adalah khas dan terbatas.
3. Kerangka Isi Tulisan Ilmiah
Kerja penelitian, pengembangan dan evaluasi memerlukan pelaporan hasil. Kerangka isi dan format laporan hasil umumnya terdiri dari:
a. Bagian Pendahuluan terdiri dari halaman judul, lembaran persetujuan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan lampiran, serta abstrak atau ringkasan.
b. Bagian Isi umumnya terdiri dari:
I. Permasalahan atau Pendahuluan
II. Kajian Teori atau Pembahasan Kepustakaan
III. Metodologi atau Uraian Metode dan Prosedur Pengkajian
IV. Hasil-hasil dan Diskusi Hasil Kajian, serta
V. Kesimpulan dan Saran-saran.
c. Bagian Penunjang umumnya terdiri dari sajian daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang diperlukan untuk menunjang isi laporan
Bentuk sajian tulisan ilmiah dapat berbeda-beda. Majalah ilmiah dan pertemuan ilmiah mempersyaratkan bentuk sajian tulisan yang lebih resmi. Sedangkan media masa seperti koran dan naskah berita, tulisan ilmiahnya menggunakan bahasa yang lebih populer.
Isi tulisan laporan hasil kegiatan penelitian, pengembangan dan evaluasi yang dipersyaratkan oleh suatu jurnal ilmiah adalah:
a. Bagian Pendahuluan terdiri dari judul, abstrak dalam bahasa Indonesia dan Inggris
b. Bagian Isi terdiri dari Permasalahan, Uraian teori dan hal yang dipermasalahkan, Uraian fakta dari hal yang dipermasalahkan, Diskusi, Kesimpulan/Saran
c. Bagian Penunjang tediri dari daftar pustaka dan data dari penulis.
4. Pengertian Tulisan Ilmiah Populer
Pengetahuan ilmiah dapat disajikan dengan tampilan format dan bahasa yang lebih enak dibaca dan dipahami. Tulisan semacam itu umum disebut sebagai tulisan ilmiah populer.
Meskipun disajikan dengan gaya bahasa dan sajian yang tidak terlalu formal, namun fakta yang disajikan harus tetap obyektif dan dijiwai dengan kebenaran dan metode berpikir keilmuan. Pada umumnya tulisan ilmiah populer lebih banyak menyajikan pandangan, gagasan, komentar atau ulasan terhadap sesuatu permasalahan tertentu.
5. Kerangka Isi Tulisan Ilmiah Populer
Tulisan ilmiah populer umumnya tersaji dalam kerangka isi yang lebih bebas. Tidak ada kerangka isi yang baku seperti hasilpenelitian. Tujuannya adalah menarik bagi para pembaca dan mudah dipahami. Dengan demikian, dalam tulisan ilmiah populer harus jelas untuk konsumsi siap tulisan itu dibuat. Kondisi pembaca sangat menentukan gaya bahasa dan kerangka isi penyajian.
Kerangka isi tulisan ilmiah populer terdiri dari 3 bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Pada pendahuluan sering dipaparkan hal-hal yang menarik, atau mengejutkan. Pada bagian isi bahasan ada yangdimulai dengan memaparkan hal-hal umum untuk kemudian menuju pada kesimpulan yang spesifik. Atau sebaliknya. Ada juga yang mengungkapkan tesis, kemudian membenturkannya dengan antitesis untuk sampai pada satu sintesa. Ada pula yang membahas permasalahan dengan upaya untuk menjawab pertanyaan apa, siapa, mengapa, kapan, dan dimana serta bagaimana.
C. PENUTUP
Hasil kegiatan ilmiah dapat disajikan dalam bentuk tulisan ilmiah baik berupa artikel di majalah atau berupa makalah yang disajikan pada forum pertemuan ilmiah. Tulisan ilmiah yang tersaji dengan format yang lebih “populer” disebut sebagai tulisan ilmiah populer. Tulisan ilmiah populer merupakan tulisan ilmiah yang disajikan dengan menggunakan bahasa dan kerangka sajian isi yang lebih menarik serta mudah dipahami.
Berbagai cara penulisan dapat dilakukan untuk memaparkan hasil suatu kegiatan baik yang berupa penelitian, pengembangan maupun evaluasi. Teknik penulisannya dapat dilakukan dengan mengkaji siapa dan bagaimana pihak lain dapat memahami maksud dari tulisan yang disajikan. Tulisan ilmiah yang disajikan pada jurnal ilmiah memper-syaratkan kerangka isi sajian tertentu. Sedangkan tulisan ilmiah yang diterbitkan pada suatu jurnal ilmiah mengikuti langkah-langkah: Judul, Abstrak, Kata-kata kunci, Permasalahan, Uraian teori dari hal yang dipermasalahkan, Uraian fakta dari hal yang dipermasalahkan, Diskusi, Kesimpulan/Saran, Daftar Pustaka dan sajian ringkas data dari penulis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar