welcome

Hai hai hai ...
Blog ini adalah blog yang berisi hal-hal seputar pendidikan, kebahasaan, kesusastraan, percintaan dan umum...

Selamat datang di blog saya ...
Selamat membaca tulisan-tulisan saya ...
Semoga menggugah selera ...
Selera Anda adalah inspirasi saya ...


Oh ya jangan lupa silahkan kunjungi pula akun saya yang lain :
*Twitter https://twitter.com/misy_2014
*Email http://profile.yahoo.com/AKCYPOGQN3Q6NZG52KVHGINC6E/
*Linked in : https://id.linkedin.com/pub/anita-misriyah-missy/a4/9b5/31a
*Ask.fm http://ask.fm/mis_missy
*Skype : anita.misriyah1
*Instagram : anita_misriyah & mici_shoppy
*Line : Missy
*WA : 085 740 276 227


Thank you all ... ^,^

Selasa, 18 Desember 2012

Teks Lagu Sebagai Sastra Puisi


Teks Lagu Sebagai Sastra Puisi

Menurut Ralph Waldo Emerson (dalam Tarigan, 2003:4) menjelaskan kalau puisi merupakan upaya abadi untuk mengekspresikan jiwa, sesuatu, untuk menggerakkan tubuh yang kasar dan mencari kehidupan dan alasan menyebabkannya ada. Bukannya irama melainkan argumen yang membuat iramalah. Pendapat tersebut didukung pula oleh Blair dan Chandler (dalam Tarigan, 2003:5) menyatakan puisi adalah peluapan spontanitas dari perasaan-perasaan yang penuh daya, dia bercakal-bakal dari emosi yang berpadu kembali dalam kedamaian. Jadi, puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama (Pradopo, 2005:7).
Sebuah teks lagu dapat disejajarkan dengan puisi yang sifatnya bisa dinikmati. Puisi yang merdu dinamakan melodius  berlagu seolah-olah seperti nyanyian yang mempunyai melodi. Dan nyanyian-nyanyian yang banyak dilagukan tersebut adalah contoh puisi yang populer. Puisi itu mengekpresikan pikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Di samping puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, di ubah dalam wujud yang paling berkesan (Pradopo, 2005:45).
Keindahan sebuah teks lagu sama halnya dengan puisi karena teks lagu itu bersifat puitis, khususnya dalam karya sastra yang mengandung arti apabila hal itu membangkitkan perasaan perhatiaan yang menimbulkan keharuan. Berkaitan dengan segi puitis ini merupakan suasana batin penyair yang lebih menonjolkan perasaan teks lagu yang mengambarkan karya seni imajinasi sehingga mampu menimbulkan rasa tertentu dalam hati pendengarnya. Rasa tersebut timbul karena bahasa yang digunakan dalam teks lagu terangkai dengan melalui kata-kata puitis daya imajinasi bahkan bisa terwujud dalam dunia nyata. Seorang pengarang teks lagu disejajarkan dengan seorang penyair, karena lirik lagu yang diciptakanya mengungkapkan perasaan diri pencipta itu sendiri (Pradopo, 2005:13).
Shahnon Ahmad menegaskan unsur-unsur yang terkandung dalam puisi berupa emasi, imalinasi, pemikiran ide, nada, irama, kesan panca indra, susunan kata, kata-kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang berbaur-baur.disini dapat disimpulkan ada tiga unsur yang pokok.pertama hal yang meliputi pemikiran ide, atau emosi. Kedua adalah bentuknya dan yang ketiga adalah kesanya.semua itu terungkap dengan media bahasa (Pradopo, 2005:7).
Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa antara teks lagu dan puisi sangat erat hubunganya. Karena keduanya merupakan karya sastra yang berupa tulisan yang berbentuk puisi. Seorang pencipta teks lagu dan teks puisi keduanya disebut sasrawan.  



DAFTAR PUSTAKA

            Pradopo, Rachmad Djoko. 2005. Pengkajian Puisi. Yokyakarta: Universiti Press.

     Tarigan, Henry Guntur. 2003.  Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Teori Pembelajaran


Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan esensil istilah dengan pengajaran adalah pada tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar, peserta didik belajar, sementara pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisasi lingkungan terjadinya pembelajaran (Suprijono, 2011:13).
Pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar (KBM)  bahasa Indonesia secara real di dalam kelas. Pembelajaran Bahasa Indonesia melibatkan guru, murid, buku pelajaran, media pengajaran, lingkungan sekolah dan situasi belajar. Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi bidang kebahasaan, pemahaman, penikmatan karya sastra dan penggunaan bahasa. Ruang lingkup pembelajaran kebahasaan meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, kosakata/semantik/mengkaji makna. Serta ruang lingkup pembelajaran sastra melingkupi aspek apresiasi sastra dalam bentuk puisi, prosa dan drama (Parera, 1996:11).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berpusat pada siswa, guru hanya memfasilitasi. Pembelajaran adalah dialog interaktif antara guru dan siswa dalam rangka menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Teori tentang pembelajaraan secara lebih rinci meliputi pendekatan pembelajaran, model pembelajaran, metode pembelajaran, strategi  pembelajaran, materi ajar, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

1.        Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan adalah seperangkat asumsi tentang hakikat bahasa, hakikat belajar bahasa dan hakikat mengajarkan bahasa. Pendekatan merupakan cara pandang, filsafat atau segala sesuatu yang diyakini kebenaranya, sehingga ingin diwujudkan (Ngatmini, 2010:73). Jenis pendekatan pembelajaran sebagai berikut.
a.         Pendekatan Classrom Discussion (diskusi kelas) merupakan prosedur yang digunakan untuk mendorong pertukaran verbal diantara siswa-siswanya. Diskusi sebagai situasi yang guru dan siswa atau siswa dan siswa lainya saling bercakap-cakap dan berbagi ide dan pendapat (Ngatmini, 2010:80).
b.        Pendekatan CTL (contextual teaching and learning) sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa yang mampu menyerap pelajaran dengan mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya (Ngatmini, 2010:10).
c.         Pendekatan Inovatif yakni manurut Mulyono (Ngatmini, 2010:83) bahwa pembelajaran dengan memperkenalkan sesuatu yang baru/kreasi baru. Berupaya memperbaiki pembelajaran sebelumnya yang kurang memuaskan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi siswa.
d.        Pendekatan PAIKEM ialah pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu dan pelbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (Jauhar, 2011:150).

2.        Model Pembelajaran
Suatu model pembelajaran dapat diartikan pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Dari pendapat Arends (dalam Suprijono, 2011:46) model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan termasuk di dalam tujuan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Macam-macam model pembelajaran sebagai berikut.
a.         Model Pembelajaran Langsung
Pembelajaran Langsung (direct instruction) banyak diilhami oleh teori belajar social yang juga sering disebut belajar melalui observasi. Dasar pembelajaran ini adalah model tingkah laku. Siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah laku gurunya (Jauhar, 2011:45).
b.        Model Pembelajaran Kooperatif
Merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham kontruktivis. Strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang kemampuannya berbeda. Setiap anggota saling bekerja sama (Jauhar, 2011:52).
c.         Model Pembelajaran Inkuiri/Penemuan
Inti dari pembelajaran inkuiri yaitu proses yang berpusat pada siswa, berarti ikut serta, mengajukan pertanyaan, mencari informasi dan melakukan penyelidikan. Ini berbasis proyek (Jauhar, 2011:64-65).
d.        Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran ini berpusat pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan dialog (Jauhar, 2011:86).

3.        Metode Pembelajaran
Metode berasal dari Greka, metha dan hodos. Metha artinya melalui atau meliwati, hodos berati cara atau jalan. Metode diartikan sebagai jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu (Ngatmini. 2010:94). Metode ini berfungsi sebagai salah satu alat untuk menyajikan bahan pelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Jenis-jenis metode pembelajaran meliputi.
a.         Metode ceramah, ialah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan secara lisan namun hanya terjadi dalam hubungan satu arah (one way communication).
b.        Metode demonstrasi, ialah metode mengajar dengan cara memperlihatkan atau memperagakan sesuatu proses (barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan) pada seluruh kelompok anak.
c.         Metode eksperimen, ialah metode pembelajaran dengan cara guru dan siswa bersama-sama mengerjakan sesuatu. Siswa dibimbing guru mengerjakan suatu percobaan. Anak akan dilatih berpikir ilmiah. Harus dipersiapkan pula alat dan bahan serta membandingkn hasil eksperimen.
d.        Metode resitasi (pemberian tugas), ialah cara guru memberikan tugas kepada siswa dengan tujuan dan petunjuk yang jelas. Guna untuk latihan siswa dan rasa tanggung jawab untuk mandiri.
e.         Metode karyawisata, ialah suatu cara yang dilaksanakan dengan jalan mengajak anak-anak mengunjungi tempat tertentu dengan maksud belajar. Guna memperluas cakrawala, wawasan tentang alam.
f.         Metode kerja kelompok, ialah cara ini dipilih untuk memupuk kegotongroyongan antarsiswa. Setiap kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab tersendiri guna mencapai tujuan pembelajaran.

4.        Strategi Pembelajaran
Secara harfiah berati tipu muslihat untuk mencapai suatu maksud. Menurut Ely (dalam Ngatmini, 2010:73) strategi pembelajaran adalah cara yang dipilih untuk menyampaikan materi ajar dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Macam strategi pembelajaran sebagai berikut.
a.         Strategi Pembelajaran Aktif  dengan Siswa
Sebagai strategi yang menerik jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain, guru hanya sebagai fasilitator (Ngatmini, 2010:87).
b.        Strategi Berpasangan
Suatu strategi yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi barupun tetap dapat diajarkan dengan stragi ini dengan cacatan siswa diberi tugas mempelajari topik yang diajarjan terlebih dahulu, sehingga masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan (Ngatmini, 2010:88).
c.         Strategi Pembelajaran Sinergis
Suatu strategi yang mengabungkan dua cara belajar yang berdeda. Stragi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi hasil belajar dari materi yang sama dengan cara yang berdeda dengan membandingkan cacatan (Ngatmini, 2010:89).
d.        Strategi Teks Acak
Merupakan strategi pembelajaran dengan menghadirkan teks yang diacak untuk memahami materi yang ada pada teks tersebut. Teks acak dapat digunakan untuk pembelajaran bahasa, seperti membaca pemahaman atau berbicara. Dalam hal ini lebih memungkinkan aktifitas siswa atau mahasiswa (Ngatmini, 2010:89).
e.         Strategi Listening Team
Diawali dengan pemaparan materi oleh guru. Selanjutnya guru membegi peserta didik menjadi 4 kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok penanya, kelompok kedua dan ketiga adalah kelompok penjawab. Namun kelompok kedua dan ketiga dituntut untuk menjawab pertanyaan dengan perspektif yang berbeda. Lalu kelompok keempat adalah kelompok pembuat kesimpulan (Suprijono, 2011:96).
f.         Strategi Team Quiz
Strategi pembelajaran ini dimulai dengan membagi siswa menjadi 3 kelompok yaitu A, B, C. Kelompok A sebagai penanya, kelompok B sebagai penjawab, kelompok C sebagai pelempar atau penentang. Ketika kelompok A memberikan pertanyaan kepada kelompok B, kelompok B menjawabnya. Apabila kelompok B tidak dapat menjawabnya dilempar ke kelompok C. dan apabila kelompok B sudah dapat menjawabnya, kelompok C boleh menentangnya atau membrikan sanggahannya. Setelah selesai, tahap selanjutnya bergilir lakukan seperti proses kelompok A, yakni kelompok B sebagai Penanya, kelompok C sebagai penjawab, dan kelompok A sebagai pelempar dan seterusnya (Suprijono, 2011:114).
g.        Group Investigation
Pembelajaran dengan group investigation dimulai dengan pembagian kelompok. Setiap kelompok berdiskusi untuk memecahkan permasalahan tertentu. Aktivitas tersebut dimulai mengumpulkan data, analisis, sintesis hingga menari kesimpulan. Langkah selanjutnya presentasi oleh masing-masing kelompok. Pada tahap ini diharapkan terjadi intersubjektif dan objektifikasi pengetahuan yang telah dibangun oleh suatu kelompok. Jadi dari berbagai perspektif jawaban yang berbeda dapat ditarik kesimpulan bahwa diakhir pembelajaran guru membuat klarifikasi jika ada pokok materi yang salah dan siswa belum jelas (Suprijono, 2011:93).
                                                                                                             
5.        Materi Ajar
Bahan merupakan inti atau pokok materi. Bahan pelajaran hendaknya sebagai gabungan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap, bahan sebagai dasar kegiatan belajar siswa. Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi ajar (Ngatmini, 2010:121-123) yakni relevansi artinya kesesuaian, konsisten artinya keajegan, adequacy artinya kecukupan. Jenis-jenis materi ajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
a.          Fakta yaitu segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa, sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya.
b.          Komponen yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti atau isi dan sebagainya.
c.          Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradikma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.
d.          Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan sustu aktivitas dan kronologi suatu sistem.
e.          Sikap atau nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong menolong, semangat dan minat belajar, dan bekerja.

6.        Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin medium  berati perantara. Media merupakan segala sesuatu yang membawa pesan atau informasi dari suatu sumber untuk disampakan kepada penerima (Ngatmini, 2010:104). Dengan kata lain media sebagai perantara fisik untuk menyampaikan isi pembelajaran, seperti buku, video, suara guru dan lain-lain. Jenis media pembelajaran antara lain.
a.         Media visual, media ini dapat dibedakan sebagai berikut.
1)   Media yang tidak diproyeksikan: buku teks, modul, foto, dan bagan.
2)   Media yang diproyeksikan: transparan , slide, TV, dan alat OHP.
b.        Media audio: kaset, recorder, dan lain-lain.
c.         Media audio visual: TV, VCD, dan DVD.
d.        Media berbasis komputer: multi media pembelajaran interaktif (CAL /central audio visual intractive).
e.         Multimedia kit: media pembelajaran yang lengkap atau komplit/satu set media.

7.        Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi adalah satu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan yang dibuat dalam merancang suatu system pengajaran. Sasaran evaluasi adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Sementara itu alat evaluasi tidak selalu diwujudkan dalam bentuk tes namun juga nontes. Jenis tes berupa liasan atau tertulis, sedangkan bentuk tesnya meliputi tes objektif dan subjektif (esai). Bentuk objektif berupa benar/salah, menjodohkan, pilihan ganda, mengurutkan, melengkapkan. Bentuk subjektif (esai) berupa uraian bebas yakni pertanyaan dengan jawaban teruarai menuntut penalaran. (Ngatmini, 2010:127-130).


DAFTAR PUSTAKA

Iskandarwasid dan Dadang Sunendar. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi PAIKEM. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. 
Ngatmini, dkk. 2010. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Semarang: IKIP PGRI Press.
Parera, Josh Daniel. 1996. Pedoman Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
    


Contoh Karya Tulis Ilmiah


PEMBELAJARAN MENULIS PUISI UNTUK MENGURANGI STRES PADA SISWA SMP KELAS VIII SEMESTER GENAP

KARYA TULIS ILMIAH

 Ditulis Guna Mengikuti Seleksi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Tingkat Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Samarang
Tahun 2010/2011









 Oleh :
      Anita Misriyah
     NPM 08410204

IKIP PGRI SEMARANG
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2011



 

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah disahkan oleh Wakil Rektor III IKIP PGRI Semarang pada :

                                    Hari                 : Rabu
                                    Tanggal           : 2 Maret 2011



Mengetahui,

Wakil Rektor III                                                         Dosen Pembimbing



Drs. Supriyono.P.S., M.Hum.                                     Arisul Ulumuddin, S.Pd.
NIP 196005221988031001                                        NPP 108701307










PRAKATA

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan atas bimbingan dosen Arisul Ulumuddin, S.Pd. sehingga penulis dapat membuat karya tulis ilmiah ini dengan judul “Pembelajaran Menulis Puisi untuk Mengurangi Stres pada Siswa SMP Kelas VIII Semester Genap”. Karya Tulis ini penulis susun guna mengikuti Seleksi Mawapres Tingkat IKIP PGRI Ssemarang Tahun 2010/2011.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis telah berusaha untuk mencapai hasil yang sempurna, Penulis telah mendapatkan masukan, saran, bimbingan,motivasi, dan nasihat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pda kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Drs. Supriyono.P.S., M.Hum. selaku Wakil Rektor III yang telah mengesahkan karya tulis ilmiah ini.
2.      Drs. Harjito, M.Hum selaku Ketua Jurusan Progdi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan pengarahan atas karya tulis ilmiah ini.
3.      Dosen Arisul Ulumuddin, S.Pd. yang telah memberikan petunjuk atas penyusunan karya tulis ilmiah ini.
4.      Teman-teman kelas 6 E yang telah mendukung penulis dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca terhormat.
                                                                                                                                                                                                                                     Semarang, 2 Maret 2011

  
Penulis



            



 

DAFTAR ISI

Halaman Judul
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKATA
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penulisan
D.    Manfaat Penulisan
E.     Penegasan Istilah
F.      Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
A.    Definisi Puisi
B.     Prinsip Dasar Pembelajaran Menulis Puisi
C.     Definisi Stres
D.    Faktor Penyebab Stres dan Cara Mengatasinya pada Siswa
E.     Akibat dari Stres
BAB III METODE PENELITIAN
A.    Latar Alamiah
B.     Analisis
BAB IV PEMBAHASAN
A.    Hubungan Pembelajaran Menulis Puisi dengan Mengurangi Stres pada Siswa SMP Kelas VIII Semester Genap
B.     Pembelajaran Menulis Puisi untuk Mengurangi Stres pada Siswa SMP kelas VIII semester genap

BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA




















BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Adapun yang melatar belakangi penulis dalam memilih judul “Pembelajaran Menulis Puisi untuk Mengurangi Stres Pada Siswa SMP Kelas VIII Semester Genap” yaitu melalui pembelajaran menulis puisi dapat mengurangi stres yang sedang diderita siswa. Mengingat sering sekali siswa SMP mengalami stres dan akibat yang ditimbulkan dari stres sangat berbahaya bagi siswa. Bahkan akibatnya siswa menjadi bunuh diri.

Faktor penyebab stres antara lain : suatu tekanan di sekolah atau di keluarga. Misalnya merasa tertekan dengan tugas-tugas yang diberikan guru.Tekanan dapat datang dari dalam, seperti cita-cita yang terlalu tinggi yang kita tetapkan untuk diri pribadi. Sedangkan tekanan dari luar dapat datang dari tuntutan orang tua atau orang-orang di sekitar kita. Semakin besar tekanan yang dirasakan semakin besar kemungkinan ia menderita stres. Penyebab stress yang lain adalah problem yang dialami siswa, kemudian kesedihan yang mendalam juga bisa menyebabkan siswa menjadi stress (Lazarus, R., & Folkman, S. 1984).

Stres ini sagat berbahaya, bisa berakibat Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical dan psychological exhaustion), Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana, Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastrointestinal disorder), Timbul perasaan ketakutan, kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panic, bahkan bisa menimblkan bunuh diri. (Weekes, Claire. 1991).

Stres pada siswa ini sangat perlu diperhatikan dengan seksama dan teliti karena menyangkut psikologi sang anak atau siswa. Dengan pembelajaran menulis puisi disekolah, mampu mengurangi stres pada siswa. Hal ini karena puisi merupakan peluapan spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya, bercakal-bakal dari emosi yang berpadu kembali dalam kedamaian (Tarigan, 1967). Menulis puisi merupakan kegiatan yang mengasyikkan dan menyenangkan. Sumber penulisan yang tidak habis-habisnya adalah pengalaman atau sesuatu yang dialami dan dirasakan pengarang. Sebagai contoh jika siswa sedang mengalami stres karena putus cinta maka akan mudah menuliskannya dalam bentuk puisi karena akan membuat siswa menjadi lega.

Melalui pembelajaran menulis puisi pada siswa SMP kelas VIII Semester Genap adalah siswa dapat menulis puisi bebas. Siswa dapat mengungkapkan isi hati.  Kalau siswa sedang sepi, sedih, gembira atau apapun-lah, tapi tak ada teman untuk diajak bicara, maka puisi menulis menjadi jalan terbaik. Tumpahkan isi hati lewat untaian kata, lalu menjadikan jadikan senandung yang menentramkan setiap gundah yang dialami siswa. 

Bahkan akan menjadi sumber inspirasi, penyejuk hati dan pelipur lara. (Pardjimin : 2004). Kehadiran diksi, majas, rima, imaji, kata nyata dalam cipta puisi sangat penting. Kelima hal tersebut akan mempengaruhi isi dan keindahan puisi. Dalam menentukan kata yang akan digunakan dalam cipta kreatif puisi, penyair mempertimbangkan bunyi yang dihasilkan dari kata tersebut (TIM MGMP Semarang , 2004).

Pembelajaran menulis puisi pada siswa SMP kelas VIII Semester Genap mampu mengurangi stress yang sedang dialami siswa. Hal ini penulis teliti dari kajian penelitian psikologi sastra dan dari fungsi sastra itu sendiri yang didalamnya puisi merupakan karya sastra. Psikologi sastra yang menyatakan bahwa karya sastra memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karsa dalam berkarya. Psikilogi sastra pun menilai karya sastra sebagai pantulan kejiwaan yang bias menghibur. Pengarang akan menangkap gejala jiwa kemudian diolah kedalam teks yang dilengkapi dengan kejiwaannya yang trproyeksi dalam imajinasi. (Suwardi, 2005).

Selain itu pembelajaran menulis puisi bisa mengurangi stress karena Lewat menulis puisi memiliki fungsi membantu siswa untuk meluapkan semua perasaan hati, menyampaikan stresnya lewat tulisan, siswa menjadi lega. Sebagai penyemangat di kala sedih, inspirasi kita pula, sebagai kenangan, membuat hati dan otak menjadi refresh untuk jalani langkah selanjutnya. Sehinnga bisa mengurangi stress pada siswa.

  1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam karya tulis ilmiah ini antara lain :
    1. Bagaimana hubungan Pembelajaran Menulis Puisi dengan Mengurangi Stres pada Siswa SMP Kelas VIII Semester Genap ?
    2. Bagaimanakah Pembelajaran Menulis Puisi untuk Mengurangi Stres pada Siawa SMP Kelas VIII Semester Genap ?

  1. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini untuk mengetahui :
    1. Hubungan Pembelajaran Menulis Puisi dengan Mengurangi Stres pada Siswa SMP Kelas VIII Semester Genap
    2. Pembelajaran Menulis Puisi untuk Mengurangi Stres pada Siawa SMP Kelas VIII Semester Genap
  1. Manfaat Penulisan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
    1. Manfaat Teoritis
Penulisan karya tulis ini dapat dijadikan pengembangan salah satu teori untuk memberikn informasi tentang pembelajaran menulis puisi untuk mengurangi stres pada siswa SMP kelas VIII semester genap.
    1. Manfaat Praktis
Hasil penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak berikut :
a)      Bagi Guru
Karya tulis ini diharapkan bermanfaat bagi guru untuk memberikan inspirasi kepda guru bahwa pembelajaran menulis puisi dapat mengurangi stres pada siswa SMP.
b)      Bagi Siswa
Manfaat bagi siswa yaitu mampu mengurangi stres yang diderita siswa melalui pemebelajaran menulis puisi.

  1. Penegasan Istilah
1.      Puisi : upaya abadi untuk mengekspresikan jiwa sesuatu untuk yang menyebabkannya ada.  Karena bukannya irama tetapi argumen yang membuat iramalah. Mengutarakan pengalamannya yang mempunyai pembendaharaan kata yang lebih kaya. (Blair & Claendler1935).
2.      Stres : segala peristiwa/ kejadian baik berupa tuntutan-tuntutan lingkungan maupun tuntutan-tuntutan internal(fisiologis/psikologis) yang menuntut, membebani, atau melebihi kapasitas sumber daya adaptif individu. Lazarus dan Folkman (1984)


  1. Sistematika Penulisan
Secara garis besar karya tulis ini ditulis dengan sistematika sebagai berikut:
Bab 1 pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, penegasan istilah, sistematika penulisan.
Bab II landasan teori yang membahas tentang definisi puisi, prinsip dasar pembelajaran menulis puisi, definisi stres, faktor penyebab stres dan cara mengatasinya pada siswa SMP, akibat dari stres.
Bab III metode penelitian yang membahas tentang
Bab IV analisis dan sintesis berisi tentang hasil analisis dari hubungan pembelajaran menulis puisi dengan mengurangi stres pada siswa SMP dan sintesis dari pembelajaran menulis puisi untuk mengurangi stres pada siswa SMP kelas VIII semester genap.
Bab V meliputi simpulan dan saran.






BAB II
Landasan Teori

A.    Definisi Puisi
Menurut Watss Dunton puisi adalah ekspresi dari pengalaman jiwa yang kongkrit yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.
Puisi merupakan upaya abadi untuk mengekspresikan jiwa sesuatu untuk yang menyebabkannya ada.  Karena bukannya irama tetapi argumen yang membuat iramalah. Mengutarakan pengalamannya yang mempunyai pembendaharaan kata yang lebih kaya. (Blair & Claendler1935).
Puisi merupakan peluapan spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya, bercakal-bakal dari emosi yang berpadu kembali dalam kedamaian (Tarigan, 1967).
Puisi : hasil karya sastra yang berisi ungkapan perasaan, kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang dengan kata kiasan. (Andini, 2003).

B.     Prinsip Dasar Pembelajaran Puisi
Prinsip Dasar Pembelajaran Menulis Puisi Pada Siswa SMP Kelas VIII Semester Genap perlu membelajarkan :
*      Diksi
Diksi adalah pilihan kata. Kata-kata dalam puisi bukanlah kata-kata yang bermakna denotasi, tetapi konotasi atau kias. Kaa-Kata puisi harus menampilkan kesegaran, kekayaan dan kedalaman makna. Perlu menggunakan majas seperti majas pesonifikasi, metafora dan lain-lain.
Contoh : Rumput itu menari-nari diatas penderitaanku
*      Imaji
Imaji adalah segala yang bersifat imajinasi belaka, khayalan belaka. Menggunakan kata-kata berdasar daya bayang pikiran manusia.  Tidak uraian langsung secara nyata.  Contoh ; Sayap-sayapku telah patah olehmu, Sakitku berlapis-lapis karenamu.                                     
*      Kata nyata
Kata nyata adalah uraian kata-kata secara langsung. Bermakna denotasi. Bersifat kongkrit dan khusus bukan kata-kata abstrak dan umum. Contoh : aku telah patah hati, kenapa kau buatku patah hati?
*      Rima atau bunyi
Rima atau bunyi adalah persamaan bunyi pada tiap larik puisi. Dibagi menjadi ; sajak, rima awal, rima rengah, rima akir, aliterasi dan asonansi, efoni, kakofoni, enyabemen. (Harjito, 2007).

C.    Definisi Stres
Stress menurut transactional model dari Lazarus dan Folkman (1984) adalah tergantung secara penuh pada persepsi individu terhadap situasi yang berpotensi mengancam. Penilaian individu terhadap sumber daya yang dimilikinya menentukan bagaimana individumemandang sebuah situasi spesifik sebagai sesuatu yang dapat dikendalikan atau ancaman yang berbahaya. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa bagaimana individu mempersepsikan situasi yag dihadapinya menentukan bagaimana respon yang dimunculkan individu.

Lazarus dan Folkman (1984) juga mendiskripsikan stress sebagai segala peristiwa/ kejadian baik berupa tuntutan-tuntutan lingkungan maupun tuntutan-tuntutan internal(fisiologis/psikologis) yang menuntut, membebani, atau melebihi kapasitas sumber daya adaptif individu. Dari definisi di atas dapat disimpulkan stress merupakan keadaan dan tuntutan yang melebihi kemampuan dan sumber daya adaptif individu untuk mengatasinya. Sehingga tuntutan dan keadaan (stressor) tersebut menimbulkan ketegangan baik secara fisik maupun psikis.

D.    Faktor Penyebab Stres dan Cara Mengatasinya pada Siswa SMP
a.       Tekanan
Tekanan dapat datang dari dalam, seperti cita-cita yang terlalu tinggi yang kita tetapkan untuk diri pribadi. Sedangkan tekanan dari luar dapat datang dari tuntutan orang tua atau orang-orang di sekitar kita Misalnya tekanan dari guru adanya tugas-tugas sekolah yang sangat banyak, kurang istirahat, beban sekolah yang berlebihan Semakin besar tekanan yang dirasakan semakin besar kemungkinan ia menderita stres.

Cara mengatasinya jangan dibuat seperti tertekan, siswa santai saja. Menerima tugas-tugas dengan sewnang hati, mencari hal-hal yang bias membuat terhibur misalnya menulis puisi.

b.      Problem
Problem dapat  membuat keadaan mental dan emosional terasa sangat letih, mungkin telah menyadari bahwa kini akan sulit mengambil keputusan tentang persoalan itu kalau tidak ada yang membantu. Sehingga kita menjadi bingung dan pusing untuk menentukan penyelesaian dan membuat kita menjadi stress. problem yang dialami siswa seperti problem dengan sang pacar, konflik dengan guru mauapun orang tua.

Cara mengurangi stresnya yaitu mencari bantuan orang terdekat untuk membantu menyelesaiakn problem yang sedang dihadapi. Mungkin tidak dapat ditanggulangi sendiri, kita membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikannya. Harus mempunyai teman untuk membicarakan kesulitan yang sedang dialami, karena hanya dengan cara itu bias membuat problrm terasa ringan. (Weekes, Claire. 1991).
c.       Kesedihan
Kesedihan yang mendalam dapat membuat stress. Kesedihan yang mendalam yang dialami siswa kelas VIII biasanya adalah kehilangan seseorang yang dicintai atau kehilangan kakasih yang sangat disayangi. Seakan merasa hidupnuya hancur merasa sangat menderita memandang hidup itu sempit. Padahal kita tahu dunia tak sesempit  daun kelor. Masih banyak kebahagiaan yang bias diraih daripada harus terpuruk dalam kesediahan.

Cara mengurangi stress akibat kesedihan adalah terimalah kesedihan secara wajar, serahkan pada Tuhan, mantapkan niat untuk memandang kehidupan selanjutnya, carilah kesibukan mungkin dengan cara menulis puisi karena bisa dijadikan teman saat sedih. Bisa dicurahkan kesedihannya dalam bentuk puisi agar menjadi lega.

E.     Akibat dari stres
v  Frustasi
            Frustasi dapat timbul apabila ada hal yang menghalangi kita dengan tujuan yang ingin kita raih, hal-hal ini dapat berasal dari dalam seperti cacat badaniah, sedangkan faktor luar dapat berupa kemalangan Apabila seseorang sudah merasa frustasi maka dapat mencetuskan terjadinya stress, bisa berakibat bunuh diri.

v  Kepribadian tidak stabil
                        Kepribadian menjadi tidak stabil. Pesimis dalam menjalani hidup. Semakin lentur kepribadian seseorang dan semakin tinggi harapan seseorang akan hidup (optimis), semakin jauh dari stres dan semakin ringan stres baginya).


v  Kesehatan terganggu
            Kesehatan terganggu seperti kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical dan psychological exhaustion), Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana, Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastrointestinal disorder), Timbul perasaan ketakutan, kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panic. Itulah akibat stress dibidang kesehatan. Semakin sehat seseorang semakin jarang ia terkena stres, dan sebaliknya stres dan sakit raga merupakan dua kejadian yang saling memberatkan. (Weekes, Claire. 1991).



BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS

    1. Hubungan Pembelajaran Menulis Puisi dengan Mengurangi Stres pada Siswa SMP Kelas VIII Semester Genap
Hubungan pembelajaran menulis puisi untuk mengatasi sres pada siswa kelas VIII Semester Dua adalah dengan membelajarkan siswa menulis puisi secara bebas. Siswa dapat mengungkapkan perasaan kegundahan atau stresnya kedalam tulisan yang dinamakan puisi. Hal ini dikaji dari adanya hubungan antara psikologi dengan sastra yang dinamakan psikologi sastra.

Psikologi sastra adalah yang menyatakan bahwa karya sastra memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Siswa akan menggunakan cipta, rasa, dan karsa dalam berkarya. Psikilogi sastra pun menilai karya sastra sebagai pantulan kejiwaan yang bisa menghibur. Siswa atau pengarang akan menangkap gejala jiwa kemudian diolah kedalam teks yang dilengkapi dengan kejiwaannya yang trproyeksi dalam imajinasi. Kemudian akan tampil larik-larik atau pilihan kata yang khas. Macam-Macam Pendekatan psikologi sastra  :
ü  Beberapa kemungkinan kajian yaitu pertama, pendekatan tekstual mengkaji aspek psikologis tokoh dalam karya sastra. Kedua, Pendekatan reseptif pragmatic mengkaji aspek psikologis pembaca sebagai penikmat karya sastra. Ketiga aspek psikologis sang penulis sebagai proses kreatif yang terproyeksi dalam karyanya.
ü  Kajian Estetika eksperimental yaitu sebagai efek motivasional dar teks sastra pada penerimanya. Efek ini akan tampak melalui aspek kolatif sebuah srimulus yang nuncul dari teks sastra. Bagian teks yang dapat membangkitkan perasaan.


    1. Pembelajaran Menulis Puisi untuk Mengurangi Stres pada Siawa SMP Kelas VIII Semester Genap
Pembelajaran menulis puisi untuk mengurangi stress yaitu mengajarkan puisi bebas atau yang lebih dikenal sebagai puisi modern yang dipelopori oleh Chairil Anwar. Puisi modern dilahirkan dalam semangat mencari kebebasan pengucapan pribadi. Puisi modern dapat dianggap sebagai bentuk pengucapan puisi yang tidak menginginkan pola-pola estetika yang kaku atau patokan-patokan yang membelenggu kebebasan jiwa penyair.

Lewat pembelajaran menulis puisi memiliki fungsi membantu siswa untuk meluapkan semua perasaan hati, menyampaikan stresnya lewat tulisan, siswa menjadi lega. Sebagai penyemangat di kala sedih, inspirasi kita pula, sebagai kenangan, membuat hati dan otak menjadi refresh untuk jalani langkah selanjutnya. Sehingga dapat mengurangi stress pada siswa.

Dengan pembelajaran menulis puisi dapat mengurangi stres pada siswa karena dengan menulis puisi pada siswa SMP Kelas VIII Semester Genap bisa mengungkapkan perasaannya dengan bebas. Baik perasaan sedih, sedang ada masalah dan lain-lain. Puisi bisa menjadi teman baiknya. Dengan menulis puisi siswa bisa menjadi lega  Siswa bisa menumpahkan isi hatinya lewat untaian kata, lalu menjadikan senandung yang menentramkan setiap gundahnya sehingga dapat mengurangi stress yang sedang dialami siswa.

Langkah-langkah pembelajaran menulis puisi pada siswa SMP Kelas VIII Semester Genap yang mampu mengurangi stres :
1)      Guru membimbing siswa untuk menulis puisi bebas dengan arahan siswa boleh meluapkan semua perasaan hati , siswa menyampaikan stres yang dialaminya lewat tulisan tanpa memperhatikan prinsip-prinsip dasar menulis puisi.
2)      Guru membiarkan tulisan siswa mengalir dengan sendirinya sehingga siswa menjadi lega karena bisa mengungkapkan stresnya lewat tulisan. Seakan-akan puisi menjadi teman baiknya menjadi teman curhatnya. Sehingga dapat mengurangi stres yang diderita siswa.
3)       Beberapa waktu kemudian barulah puisi tersebut diperbaiki. Puisi tersebut diperbaiki berdasarkan prinsip-prinsip dasar menulis puisi terikat pada diksi, imaji, kata nyata, rima/irama.





BAB V
PENUTUP

A.    Simplan
Pembelajaran menulis puisi pada siswa SMP kelas VIII Semester genap mampu mengurangi stress yang sedang dialami siswa. Hal ini penulis kaji dari hubungan antara sastra dengan psikologi yang dinamakan dengan psikologi sastra dan dari fungsi sastra yang didalamnya puisi merupakan karya sastra. Psikologi sastra menyatakan bahwa karya sastra memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Psikologi sastra pun menilai karya sastra sebagai pantulan kejiwaan yang bisa menghibur. Pengarang akan menangkap gejala jiwa kemudian diolah kedalam teks yang dilengkapi dengan kejiwaannya yang trproyeksi dalam imajinasi. (Suwardi, 2005).
Selain itu pembelajaran menulis puisi untuk mengurangi stress pada siswa karena lewat menulis puisi memiliki fungsi membantu siswa untuk meluapkan semua perasaan hati, menyampaikan stresnya lewat tulisan, siswa menjadi lega. Sebagai penyemangat di kala sedih, inspirasi kita pula, sebagai kenangan, membuat hati dan otak menjadi refresh untuk jalani langkah selanjutnya. Sehinnga bisa mengurangi stress pada siswa.

B.     Saran
Penulis menyarankan jika ingin menulis puisi jangan terbelenggu oleh bahasa. Janganlah bahasa itu menghambat Anda untuk menulis puisi. Biakan tulisan itu mengalir dengan sendirinya, Ungkapkan semua yang Anda rasakan. Jadikan puisi sebagai teman Anda karena itu bisa mengurangi stres Anda. Barulah setelah puisi itu jadi dan beberapa waktu kemudian bahasa puisi bisa diperbaiki. Selamat menulis puisi karena bisa mengurangi stres!!


DAFTAR PUSTAKA

·           Andini, Nirmala dan Aditya Pratama. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Prima Media.
·           Blair, Walter and W.K Chander. 1935. Approaches to Poethry. New Tork ; D. Appleton Centuru Company.
·           Endaswara, Suwardi. 2005. Metode Pengajaran Sastra. Kota Kembang.
·           Harjito. 2007. Melek Sastra Untuk 17 Tahun Keatas. Semarang : Wonodri Krajan III Nomor 964A.
·           Lazarus, R., & Folkman, S. 1984. Stress, Appraisal, And Coping. New York: Springer.
·           Pardjimin. 2004. Bahasa Indonesia Kelas VIII Semester Dua. Bogor : Yudhistira.
·           Tarigan, Henry Guntur. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung : Angkasa.
·           TIM MGMP Kota Semarang. 2004. LKS Bahasa Indonesia. Semarang : Sumber Ilmu.
·           Weekes, Claire. 1991. Mengatasi Stres. Yogyakarta : Kanisius.