welcome

Hai hai hai ...
Blog ini adalah blog yang berisi hal-hal seputar pendidikan, kebahasaan, kesusastraan, percintaan dan umum...

Selamat datang di blog saya ...
Selamat membaca tulisan-tulisan saya ...
Semoga menggugah selera ...
Selera Anda adalah inspirasi saya ...


Oh ya jangan lupa silahkan kunjungi pula akun saya yang lain :
*Twitter https://twitter.com/misy_2014
*Email http://profile.yahoo.com/AKCYPOGQN3Q6NZG52KVHGINC6E/
*Linked in : https://id.linkedin.com/pub/anita-misriyah-missy/a4/9b5/31a
*Ask.fm http://ask.fm/mis_missy
*Skype : anita.misriyah1
*Instagram : anita_misriyah & mici_shoppy
*Line : Missy
*WA : 085 740 276 227


Thank you all ... ^,^

Rabu, 15 Juni 2011

1. HUBUNGAN SEJARAH KELAHIRAN PGRI DENGAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

ISI
1. HUBUNGAN SEJARAH KELAHIRAN PGRI DENGAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
A. Proklamasi Kemerdekaan dan Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah bagian dari sejarah panjang yang dilalui bangsa Indonesia. Di antara bangsa Belanda, bangsa Inggris, bangsa Portugis dan bangsa Jepang, yang paling lama menjajah adalah bangsa Belanda.
Kaum penjajah pada hakekatnya memiliki sifat dan perilaku yang sama; yaitu memeras, membodohkan dan menginjak-injak.
Berbagai penderiataan dan ancaman yang dialami oleh rakyat Indonesia selama dijajah tela menimbulkan kesadaran, membangkitkan semangat untuk bersatu padu berjuang untuk melawan dan mengusir kaum penjajah untuk mencapai kemerdekaan.
Sejarah perjuangan rakyat Indonesia mencapai puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi di jalan Pengangsaan Timur 56 Jakarta, Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan adalah bagian dari HAM karena pada hakekatnya manusia dilahirkan dalam keadaan bebas.
Kaum guru Indonesia bertekad turut berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia diwujudkan dalam salah satu tujuan kelahiran PGRI yaitu: turut aktif mempersatukan kemerdekaan Republik Indonesia.

B. Kelahiran PGRI, Kongres I di Surakarta 21 Nopember 1945
Kelahiran PGRI tanggal 25 November 1945, seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan yang diproklamirkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas bangsa Indonesia, ingin merombak peri kehidupan bangsa Indonesia.
Disaat memuncaknya Gelora Revolusi, maka pada tanggal 23 s/d 25 November 1945 dibukalah konggres PGRI ke-I di Surakarta, di Gedung Somaharsana (Pasar Pon), Van Deventer School (sekarang SMP Negeri 3 Surakarta). AD/ ART PGRI dan kehidupan organisasi, sejak kelahirannya sampai sekarang dapat disimpulkan sebagai berikut:
a PGRI lahir karena hikmah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 dan juga merupakan manifestasi aspirasi guru kaum Indonesia.
b PGRI mempunyai komitmen kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
c PGRI berbatang tubuh suatu organisasi berlandaskan proklamasi, suatu organisasi pemersatu kaum guru, bersifat: 1). Unitaristik, 2). Independen, 3). Non Partai Politik.
d PGRI adalah suatu organisasi profesi guru yang lahir dan mewariskan jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 secara terus menerus kepada setiap henerasi bangsa Indonesia.

C. Kongres PGRI II dan III Membulatkan Tekad Guru untuk Mempertahankan Kemerdekaan
Periode tahun 1945-1950 perjuangan PGRI dititik beratkan untuk turut serta berjuang menegakkan kemerdekaan, karena kolonial Belanda ingin menjajah kembali Indonesia.
Kongres PGRI II tahun 1946 di Surakarta dan Kongres PGRI III tahun 1948 di madiun adalah kongres yang dilaksanakan saat colonial Belanda yang berusaha mencengkeramkan kembali daerah jajahannya di Indonesia.
Melalui kongres PGRI II di Surakarta dan kongres PGRI III di Madiun, PGRI telah menggariskan haluan dan sifat perjuangannya, yaitu:
1. Mempertahankan NKRI
2. Meningkatkan tngkat pendidikan dan pengajaran nasional sesuai dengan dasar falsafah Negara Pancasila dan UUD 1945
3. Tidak bergerak dalam lapangan politik (non partai politik)

2. PARTISIPASI PGRI DALAM PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
A. PGRI sebagai Organisasi Perjuangan
Timbulnya kesadaran nasional yang tinggi dari kaum terpelajar dan kaum priyayi Indonesia pada tahun 1908 melahirkan suatu organisasi Budi Utomo. Organisasi ini didirikan pada tanggal 20 Mei 1908, diketuai oleh Dr. Sutomo, dan berjuang mencapai kemrdekaan melalui organisasi dan peningkatan pendidikan bagi masyarakat.
Pada tahun 1912 kaum guru mendirikan organisasi guru bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). Organisasi guru PGHB didirikan oleh guru-guru yang memiliki semangat perjuangan untuk merdeka. Keanggotaan PGHB bersifat unitaristik, tanpa memandang ijazah, tempat tugas, dan agama.PGHB diketuai oleh Karto Subroto.
Kelahiran PGRI berselang seratus hari setelah Proklamasi Kemedekaan Repunlik Indonesia. Hal ini mengandung makna dan merupakan bukti bahwa PGRI lahir sebagai:
a Oraganisasi anak ksndung revolusi yang memiliki samangat dan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan.
b Organisasi wadah perjuangan kaum guru dalam keikutsertaan secara aktif mempertahankan, menegakkan dan mengisi kemerdekaan.

B. Anggota PGRI Turut Serta dalam Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan
Perang Asia Timur Raya berakhir setelah Jepang bertekuk lutut kepada Sekutu. Momentum ini digunakan dengan cepat oleh bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Para pemuda pejuang bangsa bertindak cepat melucuti senjata bala tentara Jepang yang pada saat itu masih berkuasa dan tetap bertahan di Indonesia.
Dengan persenjataan seadanya para pemuda Indonesia yang memiliki semangat juang dan sikap patriotic bertempur melawan tentara sekutu. Tercatat dalam perjuangan bangsa Indonesia, misalnya pertempuran di Surabaya tanggal 10 November 1945. Peristiwa itu kemudian ditetapkan sebagai hari pahlawan.
Para anggota PGRI rela meninggalkan tigasnya untuk sementara, untuk turut berjuang mempertahankan NKRI yang sangat mereka cintai. Sikap dan arah perjuangan guru saat ini adalah:
a Berjuang memerangi kebodohan dengan memberikan pendidikan kepada masyarakat dalam upaya mencerdaskan keidupan bangsa.
b Berjuang mengangkat senjata turut bertempur dengan semboyan dari pada hidup bercermin bangkai lebih baik mati berkalang tanah.

C. PGRI Mempersatuka Guru di Negara Boneka Ciptaan Belanda
Perang kemerdekaan II (1948-1949) telah melumpuhkan sebagian besar usaha –usaha yang dirintis PGRI. Hampir satu tahun gerak dan perkambangan rganisasi PGRI tidak terdengar.
Hubungan pimpinan pusat dan pimpinan daerah hamper terputus. Belanda telah mendiriaknan Negara-negara Boneka seperti: Negara Indonesia TImur, Negara Pasundan, Negara Madura, Negara Jawa Timur dan lain-lain.
Pada kongres PGRI IV yang berlangsung tanggal 26-28 Februari 1950 di Yogyakarta, hadir pula utusan-utusan di luar daerah Renvile, yaitu Cianjur, Sukabumi, Tasikmalaya, Pengurus Pusat SGI di Bandung datang ke Yogyakarta untuk secara resm menggabungkan diri kepada PGRI dengan menyerahkan 38 cabangnya. Inilah wujud keberhasilan PGRI dalam mempersatukan kaum guru yang di pecah-pecah oleh penjajah Belanda.
Sejarah membuktikan pada kongres IVdi Yogyakarta, tercatat 15.000 anggota PGRI yang tersebar di 96 cabang. Kongres PGRI IV merupakan kongres persatuan.

1 komentar:

  1. Minta email nya doong? saya lg blajar ngeblog nih. ini emailsya: mj11harmin@gmail.com

    BalasHapus