Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran
berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari.
Perbedaan esensil istilah dengan pengajaran adalah pada tindak ajar. Pada
pengajaran guru mengajar, peserta didik belajar, sementara pada pembelajaran
guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisasi lingkungan terjadinya
pembelajaran (Suprijono, 2011:13).
Pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar (KBM) bahasa Indonesia secara real
di dalam kelas. Pembelajaran Bahasa Indonesia melibatkan guru, murid, buku
pelajaran, media pengajaran, lingkungan sekolah dan situasi belajar.
Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi bidang kebahasaan, pemahaman, penikmatan
karya sastra dan penggunaan bahasa. Ruang lingkup pembelajaran kebahasaan
meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, kosakata/semantik/mengkaji makna.
Serta ruang lingkup pembelajaran sastra melingkupi aspek apresiasi sastra dalam
bentuk puisi, prosa dan drama (Parera, 1996:11).
Jadi dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran berpusat pada siswa, guru hanya memfasilitasi. Pembelajaran
adalah dialog interaktif antara guru dan siswa dalam rangka menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif. Teori tentang pembelajaraan secara lebih
rinci meliputi pendekatan pembelajaran, model pembelajaran, metode
pembelajaran, strategi pembelajaran,
materi ajar, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
1.
Pendekatan
Pembelajaran
Pendekatan adalah
seperangkat asumsi tentang hakikat bahasa, hakikat belajar bahasa dan hakikat
mengajarkan bahasa. Pendekatan merupakan cara pandang, filsafat atau segala
sesuatu yang diyakini kebenaranya, sehingga ingin diwujudkan (Ngatmini,
2010:73). Jenis pendekatan pembelajaran sebagai berikut.
a.
Pendekatan Classrom Discussion (diskusi kelas) merupakan prosedur yang
digunakan untuk mendorong pertukaran verbal diantara siswa-siswanya. Diskusi
sebagai situasi yang guru dan siswa atau siswa dan siswa lainya saling
bercakap-cakap dan berbagi ide dan pendapat (Ngatmini, 2010:80).
b.
Pendekatan CTL (contextual teaching and learning) sebuah sistem belajar yang
didasarkan pada filosofi bahwa siswa yang mampu menyerap pelajaran dengan
mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka
miliki sebelumnya (Ngatmini, 2010:10).
c.
Pendekatan Inovatif yakni manurut
Mulyono (Ngatmini, 2010:83) bahwa pembelajaran dengan memperkenalkan sesuatu
yang baru/kreasi baru. Berupaya memperbaiki pembelajaran sebelumnya yang kurang
memuaskan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi siswa.
d.
Pendekatan PAIKEM ialah pendekatan
mengajar (approach to teaching) yang
digunakan bersama metode tertentu dan pelbagai media pengajaran yang disertai
penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (Jauhar, 2011:150).
2.
Model
Pembelajaran
Suatu model
pembelajaran dapat diartikan pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Dari pendapat Arends (dalam
Suprijono, 2011:46) model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan
digunakan termasuk di dalam tujuan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan
pengelolaan kelas. Macam-macam model pembelajaran sebagai berikut.
a.
Model Pembelajaran Langsung
Pembelajaran Langsung (direct instruction) banyak diilhami
oleh teori belajar social yang juga sering disebut belajar melalui observasi.
Dasar pembelajaran ini adalah model tingkah laku. Siswa belajar dengan
mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah laku gurunya
(Jauhar, 2011:45).
b.
Model Pembelajaran Kooperatif
Merupakan salah satu
bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham kontruktivis. Strategi belajar
dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang kemampuannya berbeda.
Setiap anggota saling bekerja sama (Jauhar, 2011:52).
c.
Model Pembelajaran Inkuiri/Penemuan
Inti dari pembelajaran
inkuiri yaitu proses yang berpusat pada siswa, berarti ikut serta, mengajukan
pertanyaan, mencari informasi dan melakukan penyelidikan. Ini berbasis proyek
(Jauhar, 2011:64-65).
d.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran ini
berpusat pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru
menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan
dialog (Jauhar, 2011:86).
3.
Metode
Pembelajaran
Metode
berasal dari Greka, metha dan hodos. Metha artinya melalui atau meliwati, hodos berati cara atau jalan. Metode diartikan sebagai jalan atau
cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu (Ngatmini. 2010:94).
Metode ini berfungsi sebagai salah satu alat untuk menyajikan bahan pelajaran
dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Jenis-jenis metode pembelajaran
meliputi.
a.
Metode ceramah, ialah sebuah bentuk
interaksi melalui penerangan dan penuturan secara lisan namun hanya terjadi
dalam hubungan satu arah (one way communication).
b.
Metode demonstrasi, ialah metode
mengajar dengan cara memperlihatkan atau memperagakan sesuatu proses (barang,
kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan) pada seluruh kelompok
anak.
c.
Metode eksperimen, ialah metode
pembelajaran dengan cara guru dan siswa bersama-sama mengerjakan sesuatu. Siswa
dibimbing guru mengerjakan suatu percobaan. Anak akan dilatih berpikir ilmiah.
Harus dipersiapkan pula alat dan bahan serta membandingkn hasil eksperimen.
d.
Metode resitasi (pemberian tugas), ialah
cara guru memberikan tugas kepada siswa dengan tujuan dan petunjuk yang jelas.
Guna untuk latihan siswa dan rasa tanggung jawab untuk mandiri.
e.
Metode karyawisata, ialah suatu cara
yang dilaksanakan dengan jalan mengajak anak-anak mengunjungi tempat tertentu
dengan maksud belajar. Guna memperluas cakrawala, wawasan tentang alam.
f.
Metode kerja kelompok, ialah cara ini
dipilih untuk memupuk kegotongroyongan antarsiswa. Setiap kelompok mempunyai
tugas dan tanggung jawab tersendiri guna mencapai tujuan pembelajaran.
4.
Strategi
Pembelajaran
Secara
harfiah berati tipu muslihat untuk mencapai suatu maksud. Menurut Ely (dalam Ngatmini,
2010:73) strategi pembelajaran adalah cara yang dipilih untuk menyampaikan
materi ajar dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Macam strategi pembelajaran
sebagai berikut.
a.
Strategi Pembelajaran Aktif dengan Siswa
Sebagai strategi yang
menerik jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian
dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi
ini dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan
kepada orang lain, guru hanya sebagai fasilitator (Ngatmini, 2010:87).
b.
Strategi Berpasangan
Suatu strategi yang
digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun
demikian, materi barupun tetap dapat diajarkan dengan stragi ini dengan cacatan
siswa diberi tugas mempelajari topik yang diajarjan terlebih dahulu, sehingga
masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan (Ngatmini, 2010:88).
c.
Strategi Pembelajaran Sinergis
Suatu strategi yang
mengabungkan dua cara belajar yang berdeda. Stragi ini memberikan kesempatan
kepada siswa untuk saling berbagi hasil belajar dari materi yang sama dengan
cara yang berdeda dengan membandingkan cacatan (Ngatmini, 2010:89).
d.
Strategi Teks Acak
Merupakan strategi
pembelajaran dengan menghadirkan teks yang diacak untuk memahami materi yang
ada pada teks tersebut. Teks acak dapat digunakan untuk pembelajaran bahasa,
seperti membaca pemahaman atau berbicara. Dalam hal ini lebih memungkinkan
aktifitas siswa atau mahasiswa (Ngatmini, 2010:89).
e.
Strategi Listening Team
Diawali dengan
pemaparan materi oleh guru. Selanjutnya guru membegi peserta didik menjadi 4
kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok penanya, kelompok kedua dan ketiga
adalah kelompok penjawab. Namun kelompok kedua dan ketiga dituntut untuk
menjawab pertanyaan dengan perspektif yang berbeda. Lalu kelompok keempat
adalah kelompok pembuat kesimpulan (Suprijono, 2011:96).
f.
Strategi Team Quiz
Strategi pembelajaran
ini dimulai dengan membagi siswa menjadi 3 kelompok yaitu A, B, C. Kelompok A
sebagai penanya, kelompok B sebagai penjawab, kelompok C sebagai pelempar atau
penentang. Ketika kelompok A memberikan pertanyaan kepada kelompok B, kelompok
B menjawabnya. Apabila kelompok B tidak dapat menjawabnya dilempar ke kelompok
C. dan apabila kelompok B sudah dapat menjawabnya, kelompok C boleh
menentangnya atau membrikan sanggahannya. Setelah selesai, tahap selanjutnya
bergilir lakukan seperti proses kelompok A, yakni kelompok B sebagai Penanya,
kelompok C sebagai penjawab, dan kelompok A sebagai pelempar dan seterusnya
(Suprijono, 2011:114).
g.
Group
Investigation
Pembelajaran dengan group investigation dimulai dengan
pembagian kelompok. Setiap kelompok berdiskusi untuk memecahkan permasalahan
tertentu. Aktivitas tersebut dimulai mengumpulkan data, analisis, sintesis
hingga menari kesimpulan. Langkah selanjutnya presentasi oleh masing-masing
kelompok. Pada tahap ini diharapkan terjadi intersubjektif dan objektifikasi
pengetahuan yang telah dibangun oleh suatu kelompok. Jadi dari berbagai
perspektif jawaban yang berbeda dapat ditarik kesimpulan bahwa diakhir
pembelajaran guru membuat klarifikasi jika ada pokok materi yang salah dan
siswa belum jelas (Suprijono, 2011:93).
5.
Materi
Ajar
Bahan
merupakan inti atau pokok materi. Bahan pelajaran hendaknya sebagai gabungan
dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap, bahan sebagai dasar kegiatan belajar
siswa. Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi ajar
(Ngatmini, 2010:121-123) yakni relevansi artinya kesesuaian, konsisten artinya
keajegan, adequacy artinya kecukupan.
Jenis-jenis materi ajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
a.
Fakta yaitu segala hal yang berwujud
kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa, sejarah, lambang,
nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya.
b.
Komponen yaitu segala yang berwujud
pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai pemikiran, meliputi
definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti atau isi dan sebagainya.
c.
Prinsip yaitu berupa hal-hal utama,
pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium,
postulat, paradikma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan
implikasi sebab akibat.
d.
Prosedur merupakan langkah-langkah
sistematis atau berurutan dalam mengerjakan sustu aktivitas dan kronologi suatu
sistem.
e.
Sikap atau nilai merupakan hasil belajar
aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong menolong, semangat
dan minat belajar, dan bekerja.
6.
Media
Pembelajaran
Media
berasal dari bahasa latin medium berati perantara. Media merupakan segala
sesuatu yang membawa pesan atau informasi dari suatu sumber untuk disampakan
kepada penerima (Ngatmini, 2010:104). Dengan kata lain media sebagai perantara
fisik untuk menyampaikan isi pembelajaran, seperti buku, video, suara guru dan
lain-lain. Jenis media pembelajaran antara lain.
a.
Media visual, media ini dapat dibedakan
sebagai berikut.
1)
Media yang tidak diproyeksikan: buku
teks, modul, foto, dan bagan.
2)
Media yang diproyeksikan: transparan ,
slide, TV, dan alat OHP.
b.
Media audio: kaset, recorder, dan lain-lain.
c.
Media audio visual: TV, VCD, dan DVD.
d.
Media berbasis komputer: multi
media pembelajaran interaktif (CAL
/central audio visual intractive).
e.
Multimedia kit: media pembelajaran yang
lengkap atau komplit/satu set media.
7.
Evaluasi
Pembelajaran
Evaluasi adalah satu
proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai
keputusan yang dibuat dalam merancang suatu system pengajaran. Sasaran evaluasi
adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotor. Sementara itu alat evaluasi tidak selalu diwujudkan dalam bentuk
tes namun juga nontes. Jenis tes berupa liasan atau tertulis, sedangkan bentuk
tesnya meliputi tes objektif dan subjektif (esai). Bentuk objektif berupa
benar/salah, menjodohkan, pilihan ganda, mengurutkan, melengkapkan. Bentuk
subjektif (esai) berupa uraian bebas yakni pertanyaan dengan jawaban teruarai
menuntut penalaran. (Ngatmini, 2010:127-130).
DAFTAR PUSTAKA
Iskandarwasid dan Dadang Sunendar. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi PAIKEM. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Ngatmini, dkk. 2010. Perencanaan
Pembelajaran Bahasa Indonesia. Semarang: IKIP PGRI Press.
Parera, Josh Daniel.
1996. Pedoman Kegiatan Belajar Mengajar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo.
Suprijono, Agus.
2011. Cooperative Learning Teori dan
Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar