KESULTANAN DEMAK
Kesultanan Demak merupakan
kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Secara geografis Kesultanan Demak terletak di daerah Jawa
Tengah. Sebelumnya kesultanan Demak merupakan keadipatian vazal dari kerajaan
Majapahit. Bisa dikatakan munculnya Kesultanan Demak merupakan suatu proses
Islamisasi hingga mencapai bentuk kekuasaan politik. Apalagi munculnya
Kesultanan Demak juga dipercepat dengan melemahnya pusat Kerajaan Majapahit
sendiri, akibat pemberontakan serta perang perebutan kekuasaan di kalangan
keluarga raja-raja.
Sebagai kerajaan Islam pertama di pulau Jawa,
Kesultanan Demak sangat berperan besar dalam proses Islamisasi pada masa itu.
Kesultanan Demak berkembang sebagai pusat perdagangan dan sebagai pusat
penyebaran agama Islam. Kerajaan Demak mendapat bantuan dari para bupati daerah
pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur yang telah menganut agama Islam. Wilayah
Kerajaan Demak pada awalnya hanya sebuah bawahan Kerajaan Majapahit, kemudian
berkembang hingga mencapai Banten di Barat dan Pasuruan di Timur. Lokasi
ibukota Kesultanan Demak, yang pada masa itu masih dapat dilayari dari laut dan
dinamakan Bintara, saat ini telah menjadi kota Demak di Jawa Tengah. Periode ketika beribukota di sana kadang-kadang dikenal
sebagai "Demak Bintara". Pada masa sultan ke-4 ibukota dipindahkan
ke Prawata.
Faktor-faktor pendorong berdirinya Kesultanan
Demak sebagai berikut.
1.
Jatuhnya Malaka ke
tangan Portugis sehingga para pedagang Islam mencari persinggahan dan
perdagangan baru, diantaranya Demak.
2.
Raden Patah, pendiri
Kesultanan Demak, masih keturunan Raja Majapahit Brawijaya V dari perkawinannya
dengan Putri Campa yang beragama Islam.
3.
Raden Patah mendapat
dukungan dari para wali yang saat itu sangat dihormati.
4.
Banyak adipati pesisir
yang tidak puas dengan Majapahit dan mendukung Raden Patah.
5.
Mundur dan runtuhnya
Majapahit karena Perang Paregreg.
6.
Pusaka keraton
Majapahit sebagai lambang pemegang kekuasaan yang diberikan kepada Raden Patah.
Dengan demikian, Kesultanan Demak merupakan kelanjutan dari Majapahit dalam
bentuk yang baru.
Raden Patah adalah pendiri dan sultan pertama dari kerajaan Demak
yang memerintah tahun 1500-1518. Menurut Babad Tanah Jawi, Raden Patah adalah putra Prabu Brawijaya raja terakhir. Di ceritakan prabu Brawijaya selain
kawin dengan Ni Endang Sasmitapura, juga kawin dengan putri cina dan putri
campa. Karena Ratu Dwarawati sang permaisuri yang berasal dari Campa merasa cemburu, prabu Brawijaya terpaksa memberikan putri Cina kepada putra
sulungnya, yaitu Arya
Damar bupati Palembang. Setelah melahirkan Raden Patah, setelah itu putri Cina
dinikahi Arya Damar, dan melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi
nama Raden Kusen. Demikianlah Raden Patah dan Raden Kusen adalah saudara
sekandung berlainan bapak. Menurut kronik Cina dari kuil
Sam Po Kong, nama panggilan waktu Raden Patah
masih muda adalah Jin Bun, putra Kung-ta-bu-mi (alias Bhre
Kertabhumi) atau disebut juga prabu Brawijaya V
dari selir Cina.
Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Raden Patah antara lain.
1.
Membangun Masjid Demak
dibawah arsitek Sunan Kalijaga. Di serambi masjid ini, Sunan Kalijaga
meletakkan dasar-dasar perayaan Sekaten (Sahadatain).
2.
Menjadikan para wali
sebagai penasihat dan pendamping raja.
3.
Di bawah pimpinan
Adipati Unus pada tahun 1513 Demak menyerang Portugis di Malaka. Akan tetapi,
serangan itu mengalami kegagalan.
Pada tahun 1518 Raden Patah wafat kemudian
digantikan putranya yaitu Pati Unus.
Pati Unus terkenal sebagai panglima perang yang gagah berani dan pernah
memimpin perlawanan terhadap Portugis di Malaka. Karena keberaniannya itulah ia
mendapatkan julukan Pangeran Sabrang lor. Pati Unus hanya memerintah selama
tiga tahun, ia meninggal dalam usia muda. Ia melakukan blockade terhadap
Portugis di Malaka sehingga Portugis mengalami kekurangan bahan makanan. Karena
Pti Unus wafat tidak meninggalkan anak, mka ia digantikkan oleh salah seorang
adiknya bernama Raden Trenggono.
Sultan Trenggono adalah
Sultan Demak yang ketiga, beliau memerintah Demak dari tahun 1521-1546 M. Sultan
Trenggono adalah putra Raden Patah pendiri Demak yang lahir dari
permaisuri Ratu Asyikah putri Sunan Ampel. Pada masa pemerintahannya Demak
mencapai puncak kejayaan.
Sultan Trenggana berjasa atas penyebaran Islam di Jawa
Timur dan Jawa Tengah. Di bawah Sultan Trenggana, Demak mulai menguasai
daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran serta
menghalau tentara Portugis yang akan mendarat di sana (1527), Tuban (1527),
Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527), Malang (1545), dan Blambangan,
kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1527, 1546). Panglima perang
Demak waktu itu adalah Fatahillah, pemuda asal Pasai (Sumatera), yang
juga menjadi menantu Sultan Trenggana. Sultan Trenggana meninggal pada tahun
1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan Pasuruan, dan kemudian digantikan
oleh Sunan Prawoto.
Sunan Prawata adalah nama lahirnya Raden Mukmin adalah raja keempat Kesultanan Demak, yang memerintah tahun 1546-1549. Ia lebih cenderung
sebagai seorang ahli agama daripada ahli politik.
Sepeninggal Sultan Trenggana yang memerintah Kesultanan Demak tahun 1521-1546. Sunan Prawata nama lahirnya adalah
Raden Mukmin selaku putra tertua naik tahta. Ia berambisi untuk melanjutkan
usaha ayahnya menaklukkan Pulau Jawa. Namun, keterampilan berpolitiknya tidak begitu baik, dan
ia lebih suka hidup sebagai ulama daripada sebagai raja. Raden Mukmin
memindahkan pusat pemerintahan dari kota Bintoro menuju bukit Prawoto.
Lokasinya saat ini kira-kira adalah desa Prawoto, Kecamatan
Sukolilo, Kabupaten
Pati, Jawa Tengah. Oleh karena itu, Raden Mukmin pun terkenal dengan sebutan
Sunan Prawoto.
Cita-cita Sunan Prawoto pada kenyataannya tidak pernah
terlaksana. Ia lebih sibuk sebagai ahli agama dari pada mempertahankan
kekuasaannya. Satu per satu daerah bawahan, seperti Banten, Cirebon, Surabaya, dan Gresik, berkembang bebas; sedangkan Demak tidak mampu menghalanginya. Suksesi ke tangan Sunan
Prawoto tidak berlangsung mulus. Ia ditentang oleh adik Sultan Trenggono, yaitu
Pangeran Sekar Seda Lepen. Pangeran Sekar Seda Lepen akhirnya terbunuh. Pada
tahun 1561 Sunan Prawoto beserta keluarganya dihabisi oleh suruhan Arya
Penangsang, putera Pangeran Sekar Seda Lepen. Arya Penangsang kemudian menjadi
penguasa tahta Demak. Suruhan Arya Penangsang juga membunuh Pangeran Hadiri
adipati Jepara, dan hal ini menyebabkan banyak adipati memusuhi Arya
Penangsang. Arya Penangsang akhirnya berhasil dibunuh dalam peperangan oleh
Sutawijaya, anak angkat Joko Tingkir. Joko Tingkir memindahkan pusat
pemerintahan ke Pajang. Sehingga berakhirlah Kesultanan Demak dan berdirilah
Kesultanan Pajang.
KESIMPULAN
Kesultanan Demak adalah kesultanan
Islam pertama di Jawa yang didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1478.
Kesultanan ini sebelumnya merupakan keadipatian (kadipaten) vazal dari kerajaan
Majapahit, dan tercatat menjadi pelopor penyebaran agama Islam di pulau Jawa
dan Indonesia pada umumnya. Kesultanan Demak tidak berumur panjang dan segera
mengalami kemunduran karena terjadi perebutan kekuasaan di antara kerabat
kerajaan. Kesultanan Demak didirikan oleh Raden Patah, dengan gelar Sultan Alam
Akbar al Fatah (1500-1518). Pada tahun 1568, kekuasaan Kesultanan Demak beralih
ke Kesultanan Pajang yang didirikan oleh Jaka Tingkir. Salah satu peninggalan
bersejarah Kesultanan Demak ialah Mesjid Agung Demak, yang diperkirakan
didirikan oleh para Walisongo. Lokasi ibukota Kesultanan Demak, yang pada masa
itu masih dapat dilayari dari laut dan dinamakan Bintara saat ini telah menjadi
kota Demak di Jawa Tengah. Periode ketika beribukota di sana kadang-kadang
dikenal sebagai Demak Bintara. Pada masa sultan ke-4 ibukota dipindahkan ke
Prawata.
Setelah
Raden Patah wafat pada tahun 1518, pemerintahan dipegang oleh Pati Unus. Demak
di bawah Pati Unus adalah Demak yang berwawasan nusantara. Visi besarnya adalah
menjadikan Demak sebagai kesultanan maritim yang besar. Pada masa
kepemimpinannya, Demak merasa terancam dengan pendudukan Portugis di Malaka.
Dengan adanya Portugis di Malaka, kehancuran pelabuhan-pelabuhan Nusantara
tinggal menuggu waktu.
Sultan Trenggana berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawah Sultan Trenggana, Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran serta menghalau tentara Portugis yang akan mendarat di sana (1527), Tuban (1527), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527), Malang (1545), dan Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1527, 1546). Panglima perang Demak waktu itu adalah Fatahillah, pemuda asal Pasai (Sumatera), yang juga menjadi menantu Sultan Trenggana. Sultan Trenggana meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan Pasuruan, dan kemudian digantikan oleh Sunan Prawoto.
Sultan Trenggana berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawah Sultan Trenggana, Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran serta menghalau tentara Portugis yang akan mendarat di sana (1527), Tuban (1527), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527), Malang (1545), dan Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1527, 1546). Panglima perang Demak waktu itu adalah Fatahillah, pemuda asal Pasai (Sumatera), yang juga menjadi menantu Sultan Trenggana. Sultan Trenggana meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan Pasuruan, dan kemudian digantikan oleh Sunan Prawoto.
Sunan
Prawoto berambisi untuk melanjutkan usaha ayahnya menaklukkan Pulau Jawa. Namun, keterampilan berpolitiknya tidak begitu baik, dan
ia lebih suka hidup sebagai ulama daripada sebagai raja. Raden Mukmin
memindahkan pusat pemerintahan dari kota Bintara menuju bukit Prawoto.
Lokasinya saat ini kira-kira adalah desa Prawoto, Kecamatan
Sukolilo, Kabupaten
Pati, Jawa Tengah.
Oleh karena itu, Raden Mukmin pun terkenal dengan
sebutan SunanPrawoto.
Suksesi ke tangan Sunan Prawoto tidak berlangsung mulus. Ia ditentang oleh adik Sultan Trenggono, yaitu Pangeran Sekar Seda Lepen. Pangeran Sekar Seda Lepen akhirnya terbunuh. Pada tahun 1561 Sunan Prawoto beserta keluarganya dihabisi oleh suruhan Arya Penangsang, putera Pangeran Sekar Seda Lepen. Arya Penangsang kemudian menjadi penguasa tahta Demak.
Suruhan
Arya Penangsang juga membunuh Pangeran Hadiri adipati Jepara, dan hal ini
menyebabkan banyak adipati memusuhi Arya Penangsang.
Arya Penangsang akhirnya berhasil dibunuh dalam peperangan oleh Sutawijaya, anak angkat Joko Tingkir. Joko Tingkir memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang. Maka berakhirlah Kesultanan Demak dan berdirilah Kesultanan Pajang.
Arya Penangsang akhirnya berhasil dibunuh dalam peperangan oleh Sutawijaya, anak angkat Joko Tingkir. Joko Tingkir memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang. Maka berakhirlah Kesultanan Demak dan berdirilah Kesultanan Pajang.
Letak Geografis
Secara
geografis Kesultanan Demak terletak di daerah Jawa Tengah, tetapi pada awal
kemunculannya Kesultanan Demak mendapat bantuan dari para bupati daerah pesisir
Jawa Tengah dan Jawa Timur yang telah menganut agama Islam. Lokasi ibukota
Kesultanan Demak, yang pada masa itu masih dapat dilayari dari laut dan
dinamakan Bintara saat ini telah menjadi kota Demak di Jawa Tengah. Periode
ketika beribukota di sana kadang-kadang dikenal sebagai Demak Bintara. Pada
masa sultan ke-4 ibukota dipindahkan ke Prawata.
Kehidupan Politik
1.
Kesultanan Demak
didirikan oleh Raden Patah dengan gelar Sultan Alam Akbar al Fathah (1500-1518).
2.
Pada masa itu, ia
mendirikan Masjid Demak dibawah arsitek Sunan Kalijaga.
3.
Setelah Raden Patah
wafat, ia digantikan oleh putranya bernama Pati Unus (Muhammad Yunus) yang
dikenal sebagai panglima yang gagah berani.
4.
Ia melakukan blockade
terhadap Portugis di Malaka sehingga Portugis mengalami kekurangan bahan
makanan.
5.
Setelah Pati Unus
wafat, ia digantikan oleh adiknya Raden Trenggono (1521-1546 M).
6.
Dibawah
pemerintahannya, Kesultanan Demak mencapai puncak kejayaan. Ia berhasil
memperluas wilayah kekuasaannya ke Jawa Timur.
7.
Setelah Trenggono
wafat (1546) pemerintahan dipegang oleh putranya Sunan Prawoto. Ia berusaha
untuk mempertahankan wilayah kekuasaan namun keterampilan berpolitiknya tidak
begitu baik, dan ia lebih suka hidup sebagai ulama daripada sebagai raja.
8.
Ia juga memindahkan
pusat pemerintahan dari Bintara ke Prawoto.
9.
Ia ditentang oleh adik Sultan
Trenggono, yaitu Pangeran Sekar Seda Lepen. Pangeran Sekar Seda Lepen akhirnya
terbunuh. Pada tahun 1561 Sunan Prawoto beserta keluarganya dihabisi oleh
suruhan Arya Penangsang, putera Pangeran Sekar Seda Lepen. Arya Penangsang
kemudian menjadi penguasa tahta Demak.
10.
Suruhan Arya
Penangsang juga membunuh Pangeran Hadiri adipati Jepara, dan hal ini
menyebabkan banyak adipati memusuhi Arya Penangsang. Arya Penangsang akhirnya
berhasil dibunuh dalam peperangan oleh Sutawijaya, anak angkat Joko Tingkir.
11.
Joko Tingkir Joko
Tingkir memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang. Maka berakhirlah Kesultanan
Demak dan berdirilah Kesultanan Pajang.
Kehidupan Sosial
1.
Kesultanan Demak
menjadi Kerajaan Islam pertama di Jawa. Sehingga Demak menjadi pusat penyebaran
Islam di Jawa.
2.
Sebagai pusat
penyebaran Islam Demak menjadi tempat berkumpulnya para wali seperti Sunan
Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus dan Sunan Bonang.
3.
Para wali tersebut
memiliki peranan yang penting pada masa perkembangan Kesultanan Demak bahkan
para wali tersebut menjadi penasehat bagi raja Demak. Dengan demikian terjalin
hubungan yang erat antara raja/bangsawan, para wali/ulama dengan rakyat.
Hubungan yang erat tersebut, tercipta melalui pembinaan masyarakat yang
diselenggarakan di Masjid maupun Pondok Pesantren. Sehingga tercipta
kebersamaan atau Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan di antara orang-orang Islam).
Kehidupan Budaya
1.
Dalam bidang budaya banyak hal yang menarik yang merupakan
peninggalan dari kerajaan Demak. Salah satunya adalah Masjid Demak, di mana
salah satu tiang utamanya terbuat dari pecahan-pecahan kayu yang disebut Soko
Tatal. Masjid Demak dibangun atas pimpinan Sunan Kalijaga.
2.
Dilihat dari
arsitekturnya, Masjid Agung Demak memperlihatkan adanya wujud akulturasi
kebudayaan Indonesia Hindu dengan kebudayaan Islam.
3.
Di serambi depan
Masjid (pendopo) itulah Sunan Kalijaga menciptakan dasar-dasar perayaan Sekaten
(Maulud Nabi Muhammad saw) yang sampai sekarang masih berlangsung di Yogyakarta
dan Cirebon.
Kehidupan Ekonomi
1.
Letak Demak sangat
strategis di jalur perdagangan nusantara sehingga memungkinkan Demak berkembang
sebagai kesultanan maritim.
2.
Demak berperan sebagai
penghubung antara daerah penghasil rempah di Indonesia bagian Timur dan
penghasil rempah-rempah Indonesia bagian barat. Dengan demikian perdagangan
Demak semakin berkembang. Dan hal ini juga didukung oleh penguasaan Kesultanan Demak
terhadap pelabuhan-pelabuhan di daerah pesisir pantai pulau Jawa.
3.
Sebagai kerajaan Islam
yang memiliki wilayah di pedalaman, maka Kessultanan Demak juga memperhatikan
masalah pertanian, sehingga beras merupakan salah satu hasil pertanian yang
menjadi komoditi dagang.
4.
Pertanian di Demak
tumbuh dengan baik karena aliran sungai Demak lewat pelabuhan Bergota dan
Jepara. Kesultanan Demak bisa menjual produksi andalannya seperti beras, garam
dan kayu jati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar