Kamar
Nomor 18
Tinggi, tegap, putih, ganteng,
berhidung mancung dan berpostur atletis. Ya begitulah postur tubuh lelaki
brengsek itu. Lelaki brengsek yang aku cintai. Setelah mencicipi maduku, ia
pergi meninggalkanku. Kini aku seperti sampah dibuangnya. Seperti itulah
kiranya curhat Winda terhadap teman-temannya siang itu.
“Emangnya
siapa lelaki itu?” Tanya Rita salah satu teman Winda.
“Setahuku
kamu itu gak punya pacar Win?” Celutuk Lala.
“Iya, dia emang bukan pacarku, tapi dia itu……………..”
Belum selesai Winda
melanjutkan kalimatnya, bel masuk telah berbunyi. Anak-anak diharapkan masuk ke
kelas masing-masing untuk mengikuti mata pelajaran selanjutnya yakni biologi.
Hmmmm, pelajaran yang mengasyikkan tentunya, kita bisa mengenal diri kita
sendiri.
“Selamat
siang anak-anak, sudah siap menerima pelajaran dari Bapak?”
“Iyaa
siap Pak” Serentak siswa-siswa menjawab.
“Hari
ini kita akan belajar tentang alat reproduksi. Untuk yang pertama akan bapak
jelaskan tentang alat reproduksi wanita yang biasa dikenal dengan nama vagina.
Kalian sudah mengenal vagina bukan?”
“Belum
mengenal Pak, tapi saya tahu kalau di sekeliling vagina ditumbuhi rambut- rambut
sexy yaa pak.” Tanya Bimo murid ternakal di kelas itu”
“Husshh
kamu itu hafalnya hanya rambut-rambutnya saja”.
“Lalu
bagian yang lainnya apa dong pak?”
“Begini
Bapak jelaskan”
Pak Darno menjelaskan
bagian-bagian vagina laksana air yang mengalir. Membuat Winda si gadis
kecil, cantik, imut dan centil terhanyut dalam lamunannya. Teringat sosok pria
yang selalu dikasihinya yang telah merenggut masa depannya, memporak-porandakan
alat reproduksinya, mencabik-cabik hatinya dan melukai perasaannya. Kasihan gadis
itu, begitu malang nasibnya. Semenjak kejadian yang merenggut masa depannya, kini
dia menjadi hilang arah, sering melamun di kelas, susah tidur, tidak nafsu
makan dan sering murung. Sampai jam pelajaran usaipun, Winda masih terlelap
dalam lamunannya.
‘’Win,
kamu kenapa?” Tanya Rita
“Aku
sudah tak suci lagi Ritt’’
“Apa?”
“Aku
telah dinodai oleh seseorang, pasti udah gak ada yang mau denganku lagi, masa
depanku hancur”
“Kamu
itu cantik Win”
‘’Tapi
segelku sudah rusak Ritt, mana ada cowok yang mau denganku?”
“Tapi
kamu sekarang sudah bertaubat kan? dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi
kan?”
‘’Iyaa,
tetapi tetap saja aku sudah ternoda, aku tak pantas dicintai lagi”
“Kamu
tidak ternoda Win, kamu hanya tercelup sedikit kotoran dari lelaki brengsek
yang telah menodaimu. Suatu hari nanti kotoran itu pasti akan dibersihkan oleh
lelaki yang benar-benar mencintaimu. Pasti akan ada lelaki yang mencintaimu
dengan tulus dan mau menerimamu apa adanya asalkan kamu berjanji tidak akan
melakukan hal nista itu lagi’’
“Tapi
aku sudah tidak pantas dicintai, aku sudah tidak perawan lagi Ritt’’
“Kamu
masih pantas dicintai Win. Jodoh tidak ada yang tahu. Seorang janda beranak
tiga saja, masih bisa mendapatkan seorang perjaka, apalagi kamu yang masih muda
dan cantik”
‘’Amiinn
kalau begitu Ritt, terima kasih”
Sesampainya di rumah,
Winda sedikit lega karena telah mendapatkan suntikan semangat dari temannya
Rita. Namun saat melihat wajah ibu dan ayahnya, Winda langsung berurai airmata.
Ayah, ibu maafkan anakmu ini, Winda sudah gagal menjaga martabat dan kehormatan
Winda sebagai seorang wanita. Winda tidak bisa lagi menjadi apa yang kalian
harapkan. Masa depan dan cita-cita Winda telah hancur dalam waktu sekejap di
kamar nomor 18. Winda terbuai oleh aroma romansa, tubuh Winda direbahkan di
atas ranjang bak terlena bunga-bunga asmara, Satu persatu pakaian Winda dilucuti.
Winda terasa dibawa terbang ke surga. Awalnya yang tanpa Winda ketahui sebenarnya
semua itu hanya kenikmatan sesaat. Tuhan, apa yang harus kini Winda lakukan?
(batin Winda dalam hati).
Kejadian di kamar nomor
18 merupakan peristiwa sangat bersejarah bagi Winda. Yang tidak akan pernah
Winda lupakan seumur hidupnya. Winda mendapatkan pelajaran penting dari peristiwa
itu yang menjadikannya kini lebih mendekatkan diri kepada Allah. Karena Allahlah
yang dapat memberikan ketenangan jiwa dan keteduhan batinnya.
CERPEN KARYA:
ANITA MISRIYAH, S.Pd.
27 OKTOBER 2012
INSPIRATED
BY: real story potret kehidupan anak muda jaman sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar