MAKALAH
SINTAKSIS
Guna memenuhi tugas kelompok
Dosen pengampu : Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh:
- Febri Alexandro ( )
- Agung Wibawa (08410201)
- Anang Sulistyo (08410202)
- Anita Emilda (08410203)
- Anita Misriyah (08410204)
- Arum Dyah (08410205)
- Bambang Agus (08410206)
- Bayu Dwi P. (08410207)
- Biyas Murwat (08410208)
- Budi Noto (08410209)
- Bulan Dwi A. (08410210)
- Harpri Wildania (06410332)
- Aprilia Kusuma W (06410231)
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
IKIP PGRI SEMARANG
2009
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan taufik dan rahmat – Nya, makalah sintaksis dapat kami selesaikan penyusunannya. Sehingga diharapkan dapat membantu kelompok kami dalam mempresentasikan makalah ini. serta dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya.
Makalah sintaksis ini kami susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah sintaksis yang diampu oleh bapak Mukhlis ini. agar para mahasiswa mengetahui dan memahami pengertian klausa, frase, gatra, pemandu, kontruksi beserta macamnya..
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini, tentunya masih banyak terdapat kekurangan ataupun kesalahan sehingga diharapkan para pembaca dapat memakluminya, maka dari itu penulis meminta kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Semarang, 19 Oktober 2009
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
Latar Belakang ...........................................................................................
1.1 Permasalahan ....................................................................................
1.2 Tujuan................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
2.1 Pengertian Frase ...........................................................................
2.2 Pengertian Klausa.........................................................................
2.3 Pengertian pemandu, gatra dan kontruksi....................................
BAB III PENUTUP..............................................................................................
3.1. Simpulan........................................................................................ .
3.2. Saran..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. Sintaksis, sebagai bagian dari ilmu bahasa, menjelaskan unsur-unsur suatu satuan (klausa, frasa, yang dipersempit oleh kata), serta menjelaskan hubungan unsur-unsur tersebut (secara fungsional dan makna).
Dalam sintaksis sendiri ada banyak hal yang dibahas, antara lain kata, frase, klausa, gatra kontruksi, pemandu dan kalimat.
Frase adalah kesatuan yang terdiri atas dua kata atau lebih, yang masing-masingnya mempertahankan makna dasar katanya, sementara gabungan itu menghasilkan suatu relasi tertentu, dart tiap kata pembentuknya tidak bisa berfungsi sebagai subjek dan predikat dalam konstruksi itu.
Klausa adalah suatu konstruksi yang sekurang-kurangnya terdiri atas dua kata, yang mengandung hubungan fungsional subjek-predikat, dan secara fakultatif, dapat diperluas dengan beberapa fungsi lain seperti objek dan keterangan-keterangan lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian frase beserta _irri-ciri dan macam-macamnya?
2. Apa pengertian klausa beserta ciri dan macamnya?
3. Apa pengertian pemandu, gatra dan konstruksi beserta macamnya?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian frase beserta ciri-ciri dan macam-macamnya?
2. Mengetahui pengertian klausa beserta ciri dan macamnya?
3. Mengetahui pengertian pemandu, gatra dan konstruksi beserta macamnya?
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengerrtian Frasa
Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampui batas fungsi.
v Macam-macam Frase
a. Frase Endosentrik dan Eksosentrik
Frase Endosentrik dapat dibedakan menjadi 3 golongan :
1. Frase Endosentrik yang koordinatif
Frase ini terdiri dari unsur-unsur yang setara. Kesetaraannya itu dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan.
2. Frase Endosentrik yang atributif
Berbeda dengan Frase Endosentrik yang koordinatif, frase dengan ini terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara.
3. Frase Endosentrik apositif
Dalam Frase ini mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan frase endosentrik koordinatif dan atributif.
b. Frase Nominal
Frase nominal adalah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata nominal. Persamaan distribusi itu dapat diketahui dengan jelas dari jajaran.
Contoh :
à Ia membeli baju baru
à Ia membeli baju
Frase baju baru dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama dengan kata baju. Kata baju termasuk kata
c. Frase Verbal
Frase verbal atau frase golongan V ialah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata golongan V. Persamaan distribusi itu dapat diketahui dengan jelas dari adanya jajaran :
o Dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru di Perpustakaan
o Dua orang mahasiswa - membaca buku baru di Perpustakaan
Frase sedang membaca dalam klausa diatas mempunyai distribusi yang sama dengan kata membaca. Kata membaca termasuk golongan V, karena itu frase sedang membaca juga termasuk golongan V.
d. Frase Bilangan
Frase bilangan ialah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan. Misalnya frase dua buah dalam dua buah rumah yang mempunyai distribusi yang sama dengan dua kata.
e. Frase Keterangan
Frase keterangan adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan, ialah kata yang mempunyai kecenderungan menduduki fungsi KET dalam klausa.
- Pengerian Klausa
Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri dari Predikat, baik disertai Subjek, Objek, Pelengkap, dan Keterangan ataupun tidak, sebenarnya unsur inti klausa adalah Subjek dan Predikat.
v Penggolongan Klausa
a. Klausa berdasarkan struktur Internnya adalah klausa lengkap dan tidak lengkap.
b. Klausa berdasarkan Ada tidaknya kata Negatif yang secara gramatik menegatifkan Predikat. Berdasarkan semua ini klausa dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
1. Klausa Positif
Klausa positif adalah klausa yang tidak memiliki kata- kata negatif yang secara gramatik menegatifkan atau mengingkarkan predikat. Kata-kata negatif itu adalah tidak, tak, tiada, bukan, belum, dan jangan.
2. Klausa Negatif
Klausa Negatif adalah klausa yang memiliki kata-kata negatif yang secara gramatik menegatifkan predikat. Kata-kata negatif itu ditentukan berdasarkan adanya kata penghubung melainkan yang menuntut adanya kata negatif pada klausa yang mendahuluinya.
c. Klausa berdasarkan Ktegori kata atau frase yang Menduduki fungsi Predikat. Digolongkan lagi menjadi :
1. Klausa Nominal
Klausa nominal ialah klausa yang predikatnya terdiri dari kata atau frase golongan N. Kata golongan N atau Nominal ialah kata- kata yang secara gramatik mempunyai perilaku sebagai berikut :
Pada tataran klausa secara dominan menduduki fungsi S dan O, sekalipun dapat juga menduduki fungsi P dan KET.
Pada tataran frase golongan N tidak dapat dinegatifkan dengan kata tidak
Pada tataran frase golongan N dapat diikuti kata itu yang deiktik.
Pada tataran frase golongan N dapat didahului kata-kata yang menyatakan jumlah, baik dengan kata-kata yang menyatakan satuan maupun tidak.
2. Klausa Verbal
Kalusa verbal adalah klausa yang predikatnya terdiri dari kata atau Frase golongan V. Kata verbal dapat digolongkan menjadi beberapa golongan, berdasarkan golongan-golongan kata verbal itu klausa verbal dapat digolongkan menjadi :
a. Klausa verbal yang ajektif
Klausa ini P-nya terdiri dari kata golongan V yang termasuk golongan V, yang unsur pusatnya berupa kata sifat.
b. Klausa verbal yang intransitif
Klausa ini P-nya terdiri dari kata verbal yang termasuk golongan kata kerja yang intransitif atau terdiri dari frase verbal, yang unsur pusatnya berupa kata kerja intransitif
c. Klausa verbal yang aktif
Klausa ini P-nya terdiri dari kata verbal yang termasuk golongan kata kerja yang transitif atau terdiri dari frase verbal yangunsur pusatnya berupa kata kerja yang transitif.
d. Klausa verbal yang pasif
Klausa ini P-nya terdiri dari kata verbal yang termasuk golongan kata kerja yang pasif, atau terdiri dari frase verbal yang unsur pusatnya berupa kata kerja pasif.
e. Klausa verbal yang refleksif
Klausa ini P-nya terdiri dari kata verbal yang termasuk golongan kata kerja refleksif ialah kata kerja bentuk meN- diikuti diri.
f. Klausa verbal yang resiprok
Klausa ini P-nya terdiri dari kata verbal yang termasuk golongan kata kerja resiprok ialah kata kerja yang berbentuk saling.
3. Klausa Bilangan
Klausa Bilangan atau numeral adalah klausa yang P-nya terdiri dari kata atau frase golongan bilangan.Kata bilangan adalah kata-kata yang dapat diikuti oleh kata penunjuk satuan.
4. Klausa Depan
Klausa depan atau klausa preposisional adalah klausa yang P-nya terdiri dari frase depan, ialah frase yang diawali oleh kata depan sebagai penanda.
· CIRI-CIRI SUBJEK (GATRA SUBJEK)
Karena subjek merupakan gatra inti, subjek tidak bisa dihilangkan/dihapus. Jika dihapus, struktur kalimat akan kacau/tak sempurna atau bahkan tak punya arti dan menjadi tidak baku.Berdasarkan intonasinya, pada gatra subjek suara makin naik disertai nada tertahan (jeda)
Bisa dipindahkan posisinya tanpa mengubah tanpa mengubah makna , misalnya mendahului predikat/bisa diinversikan (dibuat kalimat inversi )
Gatra subjek bisa dipertegas dengan kata ”ini” atau ”itu”
Gatra subyek berjenis benda (berupa kata atau frasa benda). Sebenarnya, secara sintaksis (tatakalimat) subjek pasti berjenis benda.
Karena gatra subyek termasuk kelas benda, subjek cocok untuk pertanyaan ”apa” atau ”siapa” di depan gatra predikat.
Jika berupa klauasa bisa didahului kata hubung ”bahwa”
Untuk penjelasan lebih lanjut, akan digunakan kalimat-kalimat berikut sebagai kalimat analisis (kalimat yang dipakai sebagai analisis dalam penjelasan)
Besok pagi saya akan perghi ke Medan jika kesehatan saya sudah pulih.
Gadis itu sangat cantik setelah berdandan.
Buku referensinya sangat banyak.
Pak Merry adalah seorang guru.
Benda itu adalah sebuah patung perunggu
Karena subjek merupakan gatra inti, subjek tidak bisa dihilangkan/dihapus. Jika dihapus, struktur kalimat akan kacau/tak sempurna atau bahkan tak punya arti dan menjadi tidak baku.Berdasarkan intonasinya, pada gatra subjek suara makin naik disertai nada tertahan (jeda)
Bisa dipindahkan posisinya tanpa mengubah tanpa mengubah makna , misalnya mendahului predikat/bisa diinversikan (dibuat kalimat inversi )
Gatra subjek bisa dipertegas dengan kata ”ini” atau ”itu”
Gatra subyek berjenis benda (berupa kata atau frasa benda). Sebenarnya, secara sintaksis (tatakalimat) subjek pasti berjenis benda.
Karena gatra subyek termasuk kelas benda, subjek cocok untuk pertanyaan ”apa” atau ”siapa” di depan gatra predikat.
Jika berupa klauasa bisa didahului kata hubung ”bahwa”
Untuk penjelasan lebih lanjut, akan digunakan kalimat-kalimat berikut sebagai kalimat analisis (kalimat yang dipakai sebagai analisis dalam penjelasan)
Besok pagi saya akan perghi ke Medan jika kesehatan saya sudah pulih.
Gadis itu sangat cantik setelah berdandan.
Buku referensinya sangat banyak.
Pak Merry adalah seorang guru.
Benda itu adalah sebuah patung perunggu
PENJELASAN :
- Berdasarkan ciri permutasi, kalaimat A terdiri dari 5 gatra kalimat. Gatra intinya adalah ”saya” dan ”akan pergi”. Gatra inti ini salah satu pasti subyek dan satu lagi predikatnya.
- Berdasarkan ciri permutasi, kalaimat A terdiri dari 5 gatra kalimat. Gatra intinya adalah ”saya” dan ”akan pergi”. Gatra inti ini salah satu pasti subyek dan satu lagi predikatnya.
- Berdasarkan intonasinya, bisa dipastikan subjeknya adalah ”saya” (jadi predikatnya ”akan pergi”)
- Bisa diinversikan menjadi ”akan pergi saya”.
- Bisa dipertegas dengan kata ”ini” menjadi ”Saya ini akan pergi.”
- Kata ”saya adalah kata benda (Kata ganti adalah subkata benda)
- Bisa menjadi jawab pertanyaan ”Siapa akan pergi?”
CIRI-CIRI PREDIKAT (GATRA PREDIKAT)
1. Karena gatra predikat merupakan gatra inti, gatra predikat tidak bisa dihilangkan/dihapus. Jika dihapus, struktur kalimat akan kacau.
2. Berdasarkan intonasinya, suara makin merendah pada akhir gatra predikat dan diikuti kesenyapan.
3. Bisa mendahului/dimuka subyek (inversi) tanpa mengubah makna.
4. Dapat dipertegas dengan melekatkan partikel ”lah” pada akhir gatra predikat lebih-lebih bila predikat berjenis bukan kerja (bukan kata/frasakerja). Terutama bila berada di depan subjek/inversi.
5. Cocok untuk jawab pertanyaan di belakang subjek:
a. MENGAPA S (bila P tergolong jenis kerja)
b. BAGAIMANA S (bila P tergolong jenis sifat)
c. BERAPA S (bila P berjenis bilangan)
d. APA/SIAPA S (bila P berjenis benda)
PENJELASAN:
· Gatra inti dari kalimat A yang merupakan predikat adalah ”akan pergi”
· Berdasarkan intonasinya, yang merendah suaranya pada gatra inti kalimat A adalah pada ”akan pergi”. Jadi ”akan pergi” merupakan predikat.
· Predikat ”akan pergi” bisa berada di depan subjek .
· Bisa dipertegas dengan partikel ”lah” menjadi ”Akan pergilah saya.”.
· Bisa menjadi jawab pertanyaan:
Mengapa saya? (untuk kalimat A)
Bagaimana gadis itu (untuk kalimat B)
Berepa buku referensinya? (untuk kalimat C)
Siapakah Pak Merry? (untuk kalimat D)
Benda apakah itu? (kalimat E)
Objek (gatra objek)
MACAM OBJEK
Ada empat macam objek/gatra objek yaitu objek penderita, objek pelaku, objek berperangkai/objek berkata depan, dan objek penyerta/objek berkepentingan.
Sebenarnya masih ada satu objek lagi yaitu yang sering disebut objek semuatau sering disebut pula pelengkap. Ciri pokok objek semu/pelengkap ini adalah selalu berada di belakang predikat kalimat verbal aktif intransitif tetapi tak bisa dipindah/dipermutasikan dan tak dapat pula dipasifkan kalimatnya (Jadi meyerupai objek penderita tetapi tak dapat dipasifkan kalimatnya)
Yang khas dari semua objek adalah bahwa objek hanya ada dalam kalimat verbal (kalimat yang predikatnya kata kerja) katrena pengertian objek erat hubungannya dengan masalah aktif-pasif, transitif-intransitif. Hanya kata kerjalah yang berhubungan dengan aktif-pasif, transitif-intransitif.
CIRI-CIRI OBJEK PENDERITA
Hanya ada dalam kalimat verbal.Selalu mengikuti predikat kalimat yang berjenis kata kerja aktif transitif.Akan menjadi subjek dalam kalimat pasifnya (bila dipasifkan).Selalu berada dibelakang predikat aktifnya (tak bnisa dipindah posisinya, tetapi tetap digolongkan sebagai gatra)
Karena hubungannya dengan predikat sangat erat, kalimat belum lengkap tanpa objek ini. Namun demikian gatra ini bukan gatra inti.
Bila bukan klausa, tak pernah didahului/diawali kata tugas (kata depan, kata hubung, dsb.)
Selalu berjenis kata/frasa benda (secara struktural)
Bila objek berupa klausa, biasanya didahului kata hubung ”bahwa” atau bisa didahului kata hubung ”bahwa”
CIRI-CIRI OBJEK PELAKU
Hanya ada dalam kalimat verbal
Selalu mengikuti predikat kalimat pasif(jadi hanya ada dalam bentuk pasif)
Bisa didahului kata depan ”oleh”.Bila bisa diaktifkan(perdikatnya berawalan ”di-” ),objek pelaku akanmenjadi subjek kalimat aktifnya
Bisa dipindahkan posisinya (tak harus dibelakang predikatnya)
Tak pernah berupa klausa (Jadi tak ada klausa anak/anak kalimat yang menduduki jabatan objek pelaku)
CIRI-CIRI OBJEK PENYERTA/OBJEK BERKEPENTINGAN
Hanya ada dalam kalimat verbal
Selalu ada bersama objek yang lain. Jadi tak pernah sebuah kalimat/klausa hanya memiliki objek penyerta saja. Inilah sebabnya objek penyerta sering disebut pula objek dua (O 2)
Bisa dipindahkan tempatnya tanpa mengubah makna/strutur kalimatnya tidak kacau
Tak pernah berupa klausa
Selalu berupa person (orang, binatang, instansi, dsb.) Pokoknya yang bisa memiliki kepentingan
Ada empat macam objek/gatra objek yaitu objek penderita, objek pelaku, objek berperangkai/objek berkata depan, dan objek penyerta/objek berkepentingan.
Sebenarnya masih ada satu objek lagi yaitu yang sering disebut objek semuatau sering disebut pula pelengkap. Ciri pokok objek semu/pelengkap ini adalah selalu berada di belakang predikat kalimat verbal aktif intransitif tetapi tak bisa dipindah/dipermutasikan dan tak dapat pula dipasifkan kalimatnya (Jadi meyerupai objek penderita tetapi tak dapat dipasifkan kalimatnya)
Yang khas dari semua objek adalah bahwa objek hanya ada dalam kalimat verbal (kalimat yang predikatnya kata kerja) katrena pengertian objek erat hubungannya dengan masalah aktif-pasif, transitif-intransitif. Hanya kata kerjalah yang berhubungan dengan aktif-pasif, transitif-intransitif.
CIRI-CIRI OBJEK PENDERITA
Hanya ada dalam kalimat verbal.Selalu mengikuti predikat kalimat yang berjenis kata kerja aktif transitif.Akan menjadi subjek dalam kalimat pasifnya (bila dipasifkan).Selalu berada dibelakang predikat aktifnya (tak bnisa dipindah posisinya, tetapi tetap digolongkan sebagai gatra)
Karena hubungannya dengan predikat sangat erat, kalimat belum lengkap tanpa objek ini. Namun demikian gatra ini bukan gatra inti.
Bila bukan klausa, tak pernah didahului/diawali kata tugas (kata depan, kata hubung, dsb.)
Selalu berjenis kata/frasa benda (secara struktural)
Bila objek berupa klausa, biasanya didahului kata hubung ”bahwa” atau bisa didahului kata hubung ”bahwa”
CIRI-CIRI OBJEK PELAKU
Hanya ada dalam kalimat verbal
Selalu mengikuti predikat kalimat pasif(jadi hanya ada dalam bentuk pasif)
Bisa didahului kata depan ”oleh”.Bila bisa diaktifkan(perdikatnya berawalan ”di-” ),objek pelaku akanmenjadi subjek kalimat aktifnya
Bisa dipindahkan posisinya (tak harus dibelakang predikatnya)
Tak pernah berupa klausa (Jadi tak ada klausa anak/anak kalimat yang menduduki jabatan objek pelaku)
CIRI-CIRI OBJEK PENYERTA/OBJEK BERKEPENTINGAN
Hanya ada dalam kalimat verbal
Selalu ada bersama objek yang lain. Jadi tak pernah sebuah kalimat/klausa hanya memiliki objek penyerta saja. Inilah sebabnya objek penyerta sering disebut pula objek dua (O 2)
Bisa dipindahkan tempatnya tanpa mengubah makna/strutur kalimatnya tidak kacau
Tak pernah berupa klausa
Selalu berupa person (orang, binatang, instansi, dsb.) Pokoknya yang bisa memiliki kepentingan
CIRI-CIRI OBJEK BERPERANGKAI/OBJEK BERKATA DEPAN
Hanya ada dalam kalimat verbal
Selalu mengikuti predikat kalimat yang berjenis aktif intransitif
Bisa dipindahkan posisinya tanpa mengubah makna kalimat
Walaupun kalimatnya tergolong aktif, tyak bisa dipasifkan
Biasanya didahului kata depan ”akan”, ”tantang”, ”atas”, ”terhadap”, ”mengenai”
Bila berpa klausa, dapat didahului kata hubung ”bahwa”
BAB III
PENUTUP
- SIMPULAN
Frase adalah kesatuan yang terdiri atas dua kata atau lebih, yang masing-masingnya mempertahankan makna dasar katanya, sementara gabungan itu menghasilkan suatu relasi tertentu, dart tiap kata pembentuknya tidak bisa berfungsi sebagai subjek dan predikat dalam konstruksi itu.
Klausa adalah suatu konstruksi yang sekurang-kurangnya terdiri atas dua kata, yang mengandung hubungan fungsional subjek-predikat, dan secara fakultatif, dapat diperluas dengan beberapa fungsi lain seperti objek dan keterangan-keterangan lain.
Gatra adalah fungsi sintaksis.
Macam-Macam gatra :
SUBJEK (GATRA SUBJEK)
PREDIKAT (GATRA PREDIKAT)
OBJEK (GATRA OBJEK)
· SARAN
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha mencapai hasil yang sempurna, namun kaerena teterbatasan pencarian data dan penulis dalam menyusun makalah ini. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
2. Tarigan, Henry Guntur, 1984. Sintaksis. Bandung : Angkasa.
3. Ramalan, 1981. Sintaksis. Yogyakarta : CV Karyono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar