Nuh Hakim, Pecatur Yunior Semarang
Banyak Baca Buku sebelum Bertanding di Yunani
Prestasi gemilang ditorehkan pecatur remaja asal Semarang, Nuh
Hakim (15). Dia berhasil menjadi duta Indonesia menghadapi pecatur papan atas
lainnya di ajang bergengsi tingkat internasional, The World School Chess
Championships 2013.
SEKITAR
satu bulan mendatang, Nuh Hakim akan sibuk mempersiapkan diri menghadapi The
World School Chess Championships 2013 yang akan digelar 5-16 Mei di Porto
Carras, Halkidiki, Yunani. Menjelang keberangkatan, siswa kelas VIII SMP 32
Semarang itu terus melakukan persiapan.
Putra
bungsu dari pasangan Noersijo dan Amalia ini dipercaya mewakili Indonesia
lantaran prestasinya di Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Juli tahun
lalu di Palembang, Sumatera Selatan. Ia meraih emas dengan menyingkirkan Surya
Setiawan dari Jabar dan Yoseph T Taher dari Banten.
Surya
pernah beberapa kali tampil di kejuaraan tingkat Asia, sementara Taher
merupakan salah satu pecatur Indonesia yang turun di SEA Games 2011. Melawan
mereka, pecatur yang akan genap 15 tahun pada 22 Juli mendatang itu tak
canggung. Hakim tampil percaya diri dan berhasil mengoleksi tujuh poin,
mengungguli keduanya yang meraih masing-masing 5,5 poin.
Menjelang
ke Yunani, berbagai menu latihan ia lakukan. Termasuk membekali diri dengan
membaca lebih banyak buku. Seperti ketika ditemui di rumahnya di Jalan
Petolongan 78 Semarang, kemarin, beberapa buku panduan bermain catur
menemaninya latihan.
Di antaranya adalah Modern Chess Openings karangan Nick de Firmian. Dari sini dia bisa memperkaya pembukaan Sisilia, yang memiliki variasi Dragon dan Najdorf.
Di antaranya adalah Modern Chess Openings karangan Nick de Firmian. Dari sini dia bisa memperkaya pembukaan Sisilia, yang memiliki variasi Dragon dan Najdorf.
Beberapa
buku lainnya adalah Chess Middlegames karya Laszlo Polgar, Batsford Chess
Endings karangan Jon Speelman, Jon Tisdall, dan Bob Wade, dan My 60 Memorable
Games oleh Bobby Fischer.
’’Beberapa di antaranya dibeli sendiri, sebagian lain merupakan pemberian orang-orang yang bersimpati,’’ kata Amalia, ibu Hakim yang ikut mendampinginya.
’’Beberapa di antaranya dibeli sendiri, sebagian lain merupakan pemberian orang-orang yang bersimpati,’’ kata Amalia, ibu Hakim yang ikut mendampinginya.
Bagi
Hakim, buku-buku itu sungguh menginspirasi. Selain dalam bentuk ilmu, semangat
yang ditunjukkan pecatur dunia rasanya perlu ia tiru. Dia sangat kagum terutama
dengan Fischer. Grandmaster asal Amerika Serikat ini terkenal setelah berhasil
mengalahkan juara dunia asal Uni Soviet Boris Spassky dalam pertandingan di
Reykjavik pada 1972. ’’Dengan latihan yang rutin, saya yakin dapat mendapat
hasil maksimal di Yunani,’’ kata pecatur yang bercita-cita jadi Grandmaster
itu.
Dalam
berbagai event tingkat provinsi maupun nasional, ia beberapa kali menyabet juara.
Sepanjang Mei 2012 hingga sekarang, misalnya, sudah enam medali emas yang ia
koleksi, di antaranya dari Kejuaraan Catur Kilat Yunior 16 Tahun di Solo, O2SN
Tingkat Jateng, O2SN tingkat nasional, dan Catur Klasik Yunior D di Solo.
Hakim
menyatakan sejak kecil bercita-cita menjadi pecatur. Sewaktu masih di taman
kanak-kanak (TK), kecintaannya pada catur mulai tumbuh. Namun pada saat itu,
tidak ada kejuaraan untuk anak TK. Kemudiaan diikutkanlah dia di kejuaraan
tingkat SD. Bertanding di tingkat usia di atasnya tak membuat anak bungsu dari
tiga bersaudara tersebut minder. Dia langsung masuk tujuh dari 10 besar.
Amalia
bercerita, kecintaan Hakim terhadap catur datang saat dia melihat ayahnya,
Noersijo, bermain catur. ’’Saat ayahnya hendak mengakhiri permainan, Hakim
datang dan mengacak-acaknya,’’ kata Amalia mengenang. Kemudian, agar tidak
melakukannya lagi, Hakim dikenalkan dengan permainan ini. Mula-mula ia diajarai
cara menyusun biji catur di papan. ’’Di usia tiga tahun ia sudah bisa menyusun
bidak catur,’’ kata Amalia.
Kecintaan
itu serupa cinta pada pandangan pertama. Hakim kemudian tekun berlatih di bawah
bimbingan sang ayah. Hal ini tidak berlebihan mengingat ayahnya merupakan
pecatur Jateng yang tiga kali turun di Pekan Olahraga Nasional (PON).
Merasa Yakin
Catur
begitu mengesankan bagi Hakim kecil. Catur pula yang mengantarnya hingga
sekarang. Hampir tiap hari ia berlatih di klub catur Ngabangan, Semarang. Itu
selalu dilakukannya usai Maghrib dan pulang pukul 22.00. Kegigihan itu
membuahkan hasil.
Tampil di Yunani, dia mengatakan, setiap pecatur dari setiap negara memiliki kesempatan yang sama. Ia yakin dengan persiapan yang dilakukan, hasil maksimal akan ia dapat. ’’Ini pertama kali saya ke luar negeri. Selain berlatih catur, saya juga berlatih bahasa Inggris,’’ kata Amalia.
Tampil di Yunani, dia mengatakan, setiap pecatur dari setiap negara memiliki kesempatan yang sama. Ia yakin dengan persiapan yang dilakukan, hasil maksimal akan ia dapat. ’’Ini pertama kali saya ke luar negeri. Selain berlatih catur, saya juga berlatih bahasa Inggris,’’ kata Amalia.
Kesempatan
keluar negeri sangat ia syukuri. Pada 2009, kesempatan itu nyaris datang
setelah dia meraih medali di O2SN. Namun, karena yang diraih bukan medali emas
dan dana yang ada belum terkumpul, niat itu ia urungkan. ’’Saya sangat ingin
waktu itu. Namun ketika saya sudah tak terlalu ingin, malah ada kesempatan ke
Yunani,’’ kata Hakim.
Di
balik sukses Hakim, ada Amalia yang selalu memberi motivasi. Amalia selalu
mengatur jadwal dan mendorong sang anak untuk terus berprestasi. Namun, dia tak
pernah memaksa Hakim untuk berlatih. Ia biarkan sang anak berlatih
sesukanya.
Ia berharap agar kelak apa yang dicita-citakan anaknya tercapai, menjadi atlet sukses dan pemimpin yang bijaksana. Itu seperti harapan dalam nama yang ia berikan, Nuh Hakim. ’’Nuh’’ berarti nabi atau pemimpin, ’’Hakim’’ berarti bijaksana. (Nurul Muttaqin-71)
Ia berharap agar kelak apa yang dicita-citakan anaknya tercapai, menjadi atlet sukses dan pemimpin yang bijaksana. Itu seperti harapan dalam nama yang ia berikan, Nuh Hakim. ’’Nuh’’ berarti nabi atau pemimpin, ’’Hakim’’ berarti bijaksana. (Nurul Muttaqin-71)
(/)
Bagi Anda pengguna ponsel, nikmati berita terkini lewat http://m.suaramerdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar