A.Dialektologi
Pada dasarnya bahasa tersebut mempunyai dua aspek mendasar, yaitu aspek bentuk dan makna. Aspek bentuk berkaitan dengan bunyi, tulisan maupun struktur bahasa, sedangkan aspek makna berkaitan dengan leksikal, fungsional maupun gramatikalnya.
Apabila kita perhatikan dengan terperinci dan teliti bahasa itu dalam bentuk dan maknanya menunjukkan perbedaan antar pengungkapannya antara penutur yang satu dengan penutur yang lain. Perbedaan – perbedaan bahasa itu menghasilkan ragam-ragam bahasa atau variasi bahasa. Variasi itu muncul karena kebutuhan penutur akan adanya alat komunikasi dan kondisi sosial, serta faktor-faktor tertentu yang mempengaruhinya, seperti letak geografis, kelompok sosial, situasi berbahasa atau tingkat formalitas, dan karena perubahan waktu.
Keragaman bahasa tersebut merupakan subsistem-subsistem bahasa yang berbeda, yang banyak mengandung permasalahan yang kompleks, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji dan menganalisis salah satunya, yakni tentang dialek.
B.Keterampilan Menyimak
Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai anak sebelum menguasaai keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak pada hakikatnya lebih bersifat kognitif dengan aspek yang lebih tinggi. Kemampuan ini mencakup menerima, menganalisis, memahami, dan menyimpulkan informasi lisan yang disampaikan dalam bahasa target.
Untuk mengetahui apakah siswa benar-benar menyimak , perlu diadakan tes menyimak. Tes menyimak adalah tes yang tidak hanya untuk mengetahui apakah seseorang mendengarkan atau tidak, tetapi juga untuk mengukur kemampuan seseorang memahami bahasa lisan yang didengarnya. Sampel yang disimakkan dalam tes ini dapat berupa satu kalimat perintah, pertanyaan, atau pernyataan tentang fakta; juga berupa simulasi percakapan singkat atau uraian wacana ekspositori. Namun, apapun hakikat sampel itu, peserta tes (subjek) dituntut secara serentak (simultan) menanggapi ”sinyal” fonolofis, gramatikal, dan leksikal; dengan jawaban mereka menunjukkan sejauh mana mereka dapat menangkap makna dari unsur yang disinyalkan bila digunakan dalam komunikasi verbal (Harris,1969;35).
C.Hubungan Dialektologi dengan Pembelajaran Menyimak di Sekolah
Beberapa pendapat para ahli bahasa mengenai faktor-faktor peneyebab adanya ragam bahasa atau dialek , antara lain dikemukakan oleh Kridalaksana (1970), Nababan (1991), Suwito (1992), dan Abdul Chaer (1995).
Menurut Abdul Chaer , meliputi: keragaman sosial penutur dan keragaman fungsi bahasa. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi ragam bahasa, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yaitu faktor yang berada di luar sistem bahasa, meliputi: waktu, tempat, sosial-budaya, situasi dan sarana yang digunakan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang ada di dalam bahasa itu sendiri, misalnya mengenai variasi fonetis, variasi fonemis, dan variasi morfolois.Untuk penelitian dialek dan bahasa pada umumnya, yaitu para pemakai bahasa dan dialek tersebut. Sumber itu berupa bahasa atau dialek itu sendiri maupun hal-hal yang terkandung di dalamnya, seperti cerita rakyat,legenda, dongeng, adat istiadat, kepercayaan dan perundangan.
Nah nanti disini hubungan dialektologi dengan pembelajaran menyimak adalah seorang guru mengemas pembelajaran dengan mengarahkan siswa mendengarkan atau menyimak sebuah cerita rakyat, karena didalam cerita rakyat terdapat dialek-dialek atau variasi bahasa. Kemudian guru mengarahkan siswa untuk memberikan tes dengan siswa mengungkapkan kembali isi dari cerita rakyat tersebut meliputi waktu, tempat, sosial-budaya, situasi serta adakah variasi bahasa atau bahasa-bahasa khas yang digunakan dalam cerita.
D.Aplikasi dari Dialektologi dalam Pembelajaran Menyimak di Sekolah
Setelah mengetahui hubungan antara dialektologi dengan pembelajaran menyimak, diharapkan seorang guru dapat mengaplikasikan nya dalam dunia nyata. Berikut langkah-langkah nya :
a)Siawa mendengarkan cerita rakyat yang dibacakan oleh guru.
b)Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar cerita yang dibacakan tadi
c)Siswa mengungkapkan kembali isi dari cerita rakyat tersebut meliputi waktu, tempat, sosial-budaya, situasi serta adakah variasi bahasa atau bahasa-bahasa khas yang digunakan dalam cerita.
d)Menyimpulkan tema dan unsur-unsur lainnya dari sebuah cerita.
e)Siswa menyebutkan/menuliskan kembali variasi bahasa yang belum dimengerti. Baik dari segi fonem, nama sesuatu, jumlah, keadaan sesuatu, peristiwa, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Andini, Nirmala dan Aditya Pratama. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Prima Media.
Chaer, Abdul & L. Agustina. 1995. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta
Nababan. P.W.J. 1091. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum
http://organisasi.org/dialektologi-langkah-kerja-dan-aplikasinya-oleh-mahmud-saefi-bahasa-indonesia
http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/06/kajian-bahasa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar